Menhan Prabowo Teken Kontrak Pembelian 6 Pesawat Dassault Rafale Buatan Prancis
Kemudian, kata Prabowo, akan disusul dalam waktu dekat dengan kontrak untuk 36 pesawat lagi dengan dukungan latihan persenjataan dan simulator-simulator yang dibutuhkan.
Kementerian Pertahanan (Kemhan) melakukan penandatanganan kontrak kerja sama pembelian enam pesawat tempur generasi 4,5, Dassault Rafale, buatan Prancis. Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengatakan hal itu usai menerima kunjungan kehormatan Menteri Angkatan Bersenjata Republik Prancis Florence Parly di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis.
Menurut Prabowo, Indonesia merencanakan pembelian alutsista yang cukup signifikan untuk "multirole combat aircraft" dengan mengakuisisi 42 Pesawat Rafale.
-
Apa yang dilakukan Menhan Prabowo Subianto bersama Kasau Marsekal Fadjar Prasetyo? Prabowo duduk di kursi belakang pesawat F-16. Pilot membawanya terbang pada ketinggian 10.000 kaki.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Kenapa Prabowo Subianto dan Jenderal Dudung menggandeng tangan Jenderal Tri Sutrisno? Momen ini terjadi ketika ketiga jenderal tersebut sedang berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan atau tempat digelarnya gala dinner seusai mengikuti rangkaian parade senja atau penurunan upacara bendera merah putih.
-
Apa yang ditolak mentah-mentah oleh Prabowo Subianto? Kesimpulan Prabowo lawan perintah Jokowi dan menolak mentah-mentah Kaesang untuk menjadi gubernur DKI Jakarta adalah tidak benar.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Bagaimana prajurit TNI ini bertemu dengan calon istrinya? Lebih lanjut ia menceritakan bahwa awal perkenalan keduanya bermula dari media sosial. Menariknya selama berpacaran 3 tahun mereka hanya bertemu satu kali saja di kehidupan nyata.
"Kita mulai hari ini dengan tanda tangan kontrak pertama untuk 6 pesawat," kata Prabowo dilansir Antara, Kamis (10/2).
Kemudian, kata mantan Danjen Kopassus ini, akan disusul dalam waktu dekat dengan kontrak untuk 36 pesawat lagi dengan dukungan latihan persenjataan dan simulator-simulator yang dibutuhkan.
Tak hanya itu, usai pertemuan bilateral tersebut Menhan Prabowo Subianto dan Menteri Angkatan Bersenjata Republik Prancis Florence Parly menyaksikan penandatanganan MoU kerja sama di bidang "research and development" kapal selam antara PT PAL dengan Naval Grup.
"Tentunya akan mengarah pada pembelian dua kapal selam kelas Scorpene dengan AIP beserta persenjataan dan suku cadang yang dibutuhkan termasuk latihan," kata Prabowo.
Selain itu, kerja sama antara Dassault dan PT DI untuk "maintenance", "repair", dan "overhaul" pesawat-pesawat Prancis di Indonesia, seperti Rafale, Helikopter Caracal, dan lainnya, termasuk MoU kerja sama di bidang telekomunikasi antara PT LEN dan Thales Group serta kerja sama pembuatan amunisi kaliber besar antara PT Pindad dan Nexter Munition.
"Kerja sama PT Pindad untuk 'manufacturing' amunisi guna keperluan persenjataan darat dan amunisi kaliber besar," kata Prabowo.
Sementara itu, Menteri Angkatan Bersenjata Republik Prancis Florence Parly menyambut baik penandatanganan berbagai MoU serta kontrak pengadaan Pesawat Tempur Rafale oleh Indonesia.
"Kami senang sekali Indonesia memilih Prancis sebagai mitra dalam program modernisasi alutsista, khususnya untuk pesawat tempur. Saya yakin perusahaan Indonesia dapat menjalin kemitraan untuk mendukung program modernisasi alutsista TNI yang lain demi mengembangkan industri strategis nasional Indonesia," kata Parly.
Menurut dia, pilihan Indonesia untuk pengadaan Pesawat Tempur Rafale merupakan pilihan kedaulatan dan keunggulan teknis karena Rafale telah memberikan kapasitas operasional pada banyak kesempatan dan masih menjalankan misi di sejumlah medan yang sangat menantang.
"Pilihan ini menunjukkan kepercayaan Indonesia terhadap Prancis sebagai bukti kemitraan strategis kita sangat kuat dan dinamis," katanya.
Parly menambahkan penandatanganan kontrak ini merupakan tahap penting dalam proses pengadaan alutsista Indonesia.
"Kontrak akan diaktifkan sesegera mungkin untuk meluncurkan proses produksi agar Indonesia dapat memanfaatkan Pesawat Rafale dalam waktu dekat," ujar Parly.
(mdk/ray)