Menkes Budi Curhat Banyak Tenaga Kesehatan Mengeluh
Bukan lantaran lelah dalam bekerja tapi dikarenakan masih masih banyaknya masyarakat yang abai terhadap protokol kesehatan.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menceritakan, banyak tenaga kesehatan yang mengeluh dalam penanganan Covid-19. Bukan lantaran lelah dalam bekerja tapi dikarenakan masih masih banyaknya masyarakat yang abai terhadap protokol kesehatan.
"Dan yang paling penting adalah perubahan perilaku. Saya melihat masih banyak sekali tenaga kesehatan mengeluh semua," kata dia dalam rapat kerja bersama dengan Komisi IX DPR RI, di Jakarta, Selasa (12/1).
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Semua tenaga kesehatan sudah berjuang menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19. Tak sedikit juga dari mereka yang menjadi korban virus asal China tersebut. Namun, seolah pengorbanan mereka tidak berbanding lurus dengan perjuangan masyarakat untuk ikut menghentikan pandemi Covid-19.
Tenaga kesehatan kita juga berada di titik nadir. Tengok saja catatan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Per 31 Desember 2020, sebanyak 504 tenaga kesehatan meninggal dunia. Terdiri dari 237 dokter, 15 dokter gigi, 171 perawat, 67 bidan, tujuh apoteker, dan sepuluh tenaga laboratorium medik. 237 dokter yang meninggal itu terdiri dari 101 dokter umum, 131 dokter spesialis, serta lima residen. Sebelas di antaranya adalah guru besar.
"Mereka berjuang sebagian kecil juga sudah wafat. Tapi ternyata rakyat masih belum merasa penting untuk berubah perilakunya dan itu akan menekan tenaga kesehatan makin banyak yang terpapar makin banyak yang wafat," jelas dia.
Mantan Wakil Menteri BUMN itu juga meminta kepada orang tua, terutama kaum ibu, untuk senantiasa mengingatkan pentingnya terhadap protokol kesehatan di lingkungan keluarganya. Sebab, peran ibu menurut dia sangat berpengaruh dan akan didengar baik ayahnya dan juga anaknya.
"Saya kalau keluar rumah tidak pakai masker, istri saya menegur. Kita pasti patuh ke istri. Jadi kalau bapak Ibu bisa menggerakkan istri-istri ini supaya bisa menjaga perilaku di keluarganya secara rasa ini yang paling tepat," ungkapnya.
Baca juga:
Secapa AD Tampung Pasien Covid-19, Ridwan Kamil Titip Pesan Ini ke Jenderal Andika
Menkes Budi Usul Pasien Covid-19 Miskin Bisa Terima BLT
Pemda DIY Revisi Aturan WFH dalam PTKM: Membatasi Kantor dengan WFO 25 Persen
Menkes Berencana Gandeng TNI-Polri untuk Bantu Tracing Covid-19
Makam Khusus Jenazah Covid-19 Muslim di TPU Tegal Alur Penuh
Dampak Vaksinasi Covid-19 ke Ekonomi Dinilai Baru Terasa di Semester II-2021