Menkes: Puncak XBB Terjadi Paling Lambat Awal Januari, Capai 20.000 Kasus Sehari
Budi mengatakan, prediksi ini merujuk pada puncak gelombang Omicron XBB di Singapura.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memprediksi puncak gelombang Omicron XBB di Indonesia terjadi pada Desember 2022 atau paling lambat awal Januari 2023. Pada puncaknya, kasus positif Covid-19 bertambah hingga 20.000 dalam sehari.
Budi mengatakan, prediksi ini merujuk pada puncak gelombang Omicron XBB di Singapura. Saat ini, Singapura tengah menghadapi lonjakan Covid-19 yang dipicu Omicron XBB.
-
Siapa yang menjenguk Budiono? Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Sosial Kota Semarang, Heroe Soekandar, menjenguk dan memberi bantuan sembako serta kasur untuk Budiono.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Kapan Gege meninggal? Joe atau Juhana Sutisna dari P Project mengalami duka atas meninggalnya putra kesayangannya, Edge Thariq alias Gege, pada pertengahan Mei 2024.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Siapa Serda Adhini? Serda Adhini telah menunjukkan keberaniannya dalam menghadapi berbagai tantangan yang dihadapinya. Ia telah menjalani pendidikan khusus pramugari RI 1 di Garuda Indonesia Training Center selama 3 bulan Prestasinya di dunia pertahanan dan keamanan negara telah mendapat banyak pujian dari netizen.
-
Dimana Serda Adhini bertugas? Belakangan, ia bahkan dipilih untuk menjadi pramugari pesawat kepresidenan Republik Indonesia, yang seringkali membawa Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, serta sejumlah menteri dalam tugas-tugas antar pulau dan negara.
“Kalau mengikuti pola Singapura harusnya dalam satu bulan ke depan ini akan naik mendekati 20.000 per hari,” kata Budi dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (8/11).
Dia menjelaskan, XBB memicu kenaikan kasus Covid-19 yang sangat cepat. Namun, tidak menimbulkan dampak besar pada angka rawat inap di rumah sakit dan kematian. Berbeda dengan Omicron BA.1 dan BA.2.
“XBB ini varian baru mirip dengan BA.5 tapi di bawah BA.1 dan BA.2,” jelasnya.
Kondisi Covid-19 di Indonesia Terkini
Budi mencatat, kasus Covid-19 terus mengalami peningkatan dalam tiga pekan terakhir dampak Omicron XBB. Rata-rata kenaikan kasus dalam sehari mencapai 5.000 orang.
Sementara total pasien Covid-19 yang menjalani perawatan di rumah sakit saat ini sebanyak 4.484 orang. Dari jumlah tersebut, 228 pasien menjalani perawatan di ruang ICU (Intensive Care Unit) dan 4.256 non-ICU.
“Kalau rumah sakit kita amati ada kenaikan juga sekarang. Puncaknya sudah menyentuh BA.4 dan BA.5. Tapi masih di bawah puncak 30.000 pada saat BA.1 dan BA.2 di awal tahun,” jelas Budi.
Jika dilihat berdasarkan usia, pasien Covid-19 di rumah sakit didominasi berusia 19 sampai 59 tahun. Sementara untuk gejala, 16 persen pasien tanpa gejala dan 42 persen bergejala ringan.
Rinciannya, 706 pasien asimtomatik, 1.890 pasien bergejala ringan, 1.658 pasien bergejala sedang. Kemudian pasien dengan gejala berat 201 orang, dan kritis 29 orang. Data ini tercatat per 6 November 2022.
Pencegahan Penularan Covid-19 XBB
Budi mengimbau seluruh masyarakat untuk mencegah penularan Covid-19 varian XBB. Cara pencegahan masih sama seperti subvarian lain, yakni memakai masker dan melengkapi vaksinasi Covid-19.
Budi mengingatkan, saat masyarakat melakukan aktivitas di ruang tertutup, masker harus tetap digunakan.
“Untuk mengurangi transmisi, pakai masker paling ampuh. Jangan kendor walaupun dalam ruangan. Kemudian kombinasi memakai masker dan booster,” ujarnya.
(mdk/tin)