Menko Polhukam sebut banyak napi kabur karena petugas lalai
Pemerintah berjanji mengevaluasi keamanan lapas dengan menambah petugas.
Ratusan napi kabur saat terjadi kerusuhan di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Tanjung Gusta, beberapa waktu lalu. Tak sampai sepekan, kasus napi kabur kembali terjadi di Rumah Tahanan (Rutan) Baloi, Batam.
Belajar dari dua kasus itu, Menko Polhukam, Djoko Suyanto, memastikan pihaknya akan mengevaluasi sistem keamanan Lapas. Salah satunya dengan cara dengan menambah kekuatan petugas lapas.
"Peningkatan kewaspadaan. Kemudian bagaimana pengelolaan di dalam lapas, jam-jam aplus, jam-jam istirahat petugas, istirahat napi. Kalau memungkinkan, petugasnya harus ditambah, itu dievaluasi," ungkap Djoko di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (18/7).
Djoko membantah pemerintah telah kebobolan atas kaburnya napi di dua rumah binaan itu. Meski demikian, dia mengimbau kepada aparat lapas untuk tidak lengah dalam mengawasi aktivitas penghuni lapas maupun rutan.
"Sama saja kalau ada pencuri tingkatkan penjagaan di rumah masing-masing kan ada pencuri juga. Jadi yang jelas orang akan melakukan tindak kejahatan tunggu lengah kita. Maka itu jangan lengah kita semua," pintanya.
Seperti diberitakan, 11 tahanan Rutan Baloi Batam kabur, Rabu (17/7) pagi. Mereka merusak ruang kepala Rutan tersebut. Sebelum kabur, mereka sempat membekap dan memukul seorang petugas yang sedang berjaga.
Mereka yang kabur adalah Ismar Piliang, Edi Priantoro, Muhammad Darman, Riki Hidayat, Indra Kumar, Yusnardi, Sufyan bin Abidin. Selain itu Hendro Gunawan, Achyar Adli, Aguan bin Intan, Mulyadi bin Saparudin.