Menristek Beberkan Pengembangan Riset Penanganan Covid-19
Ada lima langkah yang sedang dijalankan pemerintah sejak 2020 sampai dengan 2021, pertama terkait pencegahan yang meliputi penguatan bahan herbal sebagai imunomodulator, suplemen kesehatan, alat pelindung diri (APD), termasuk pengembangan sterilisasi ozon, limbah medis portable sampai pemanfataan robot autonomous.
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro menjelaskan terkait rencana yang akan dijalankan pemerintah berdasarkan konsorsium riset dan inovasi Covid-19 tahun 2021. Hal itu dilakukan sebagai rencana penanggulangan Pandemi Covid-19 yang sejak Maret 2020 melanda Indonesia.
Dalam penjelasannya, terdapat sekitar lima langkah yang sedang dijalankan pemerintah sejak 2020 sampai dengan 2021, pertama terkait pencegahan yang meliputi penguatan bahan herbal sebagai imunomodulator, suplemen kesehatan, alat pelindung diri (APD), termasuk pengembangan sterilisasi ozon, limbah medis portable sampai pemanfaatan robot autonomous.
-
Kenapa usaha risoles Mistiyati mengalami penurunan saat pandemi? "Saya dulunya tujuh tahun jadi pedagang risoles keliling pakai motor sambil anter anak sekolah. Trus pas pandemi, penjualan saya turun jauh, karena konsumen pada takut beli,” ujarnya seperti dilansir dari tangerangkota.go.id.
-
Siapa yang memimpin aksi demo petani Kendeng saat pandemi COVID-19? Aksi demo petani Kendeng kembali dilakukan saat pandemi COVID-19. Kala itu mereka menolak aktivitas penambangan yang dianggap berpotensi merusak lingkungan.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang membuat kelelawar rentan terhadap penyebaran virus? Salah satu faktor utama yang membuat kelelawar menjadi vektor utama penyakit adalah keanekaragaman spesiesnya. Saat ini, diperkirakan ada sekitar 1.000 spesies kelelawar yang tersebar di seluruh dunia, menjadikannya salah satu ordo mamalia yang paling beragam. Keanekaragaman ini menciptakan peluang yang lebih besar bagi virus untuk bermutasi dan menginfeksi berbagai spesies kelelawar, sehingga meningkatkan kemungkinan penyebaran ke manusia.
-
Siapa saja yang terdampak dari pandemi terhadap bisnis batu akik Trenggalek? Sejak tahun 2015 hingga sebelum pandemi, ada 11 orang yang mengerjakan kerajinan batu akik. Sayangnya, akibat pandemi banyak pekerja terpaksa harus berhenti.Kini hanya ada dua orang yang mengerjakan kerajinan batu akik.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
"Sudah dan sedang kami lakukan pertama di tahun 2020 untuk 2021 rencana kami akan terus mencari bahan herbal untuk imunomodulator. Ya termasuk misalnya minyak kayu putih, kurkumin, kemudian VCO Virgin Coconut oil maupun bahan lainnya yang kami nilai bisa membantu upaya pencegahan," kata Bambang saat saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR RI, Rabu (3/2).
Kemudian, Bambang menjelaskan terkait langkah skrining yang sedang dikembangkan seperti meningkatkan kualitas deteksi dari alat GeNose dan mengembangkan reagen PCR agar bisa diproduksi dalam negeri.
"Untuk skrining yang sedang kami kembangkan terutama selain memperbaiki akurasi dan kualitas dari GeNose juga kami. Coba mengembangkan reagen PCR yang selama ini 100 persen harus impor, kami sedang mencoba untuk mengembangkan Reagen PCR tentunya disesuaikan dengan mesin PCR yang dipakai di berbagai tempat di Indonesia," katanya.
"Demikian juga kami akan mengembangkan RT-Lamp sebagai alternatif dari Tes serta melakukan upaya mencari cara untuk mengukur kadar antibodi tadi ya dan juga plasma konvalesen. Selain itu ada tentunya inovasi yang diusulkan oleh ITS misalkan Inose dengan menggunakan keringat dari ketiak kita untuk juga bisa mendeteksi Covid-19," tambahnya.
Adapun, dia menyampaikan bahwa untuk pengembangan alat kesehatan pendukung, Kemenristek sedang mengembangkan ICU Ventilator dari dalam negeri.
"Salah satu yang ingin Kami prioritaskan adalah kita sampai saat ini belum bisa membuat ICU ventilator. Nah karena itu saat ini ada lima pihak yang sedang mencoba mengembangkan ICU ventilator mudah-mudahan paling tidak ada satu selesai di tahun ini," ujarnya.
Dalam pemaparannya saat RDP, Bambang juga mengatakan bahwa pengembangan alat kesehatan pendukung juga meliputi X-Ray atau CT-Scan, telemedicine, alat manejemen sampah medis, serta drone untuk mendeteksi kerumunan.
"Kemudian juga untuk alat kesehatan pendukung benar untuk mencegah kerumunan. Para peneliti di Lipi sudah mengembangkan drone untuk memonitor terjadinya kerumunan yang bisa langsung melaporkan apabila ada kerumunan di suatu tempat," jelasnya.
Tidak hanya itu, Bambang turut melaporkan terkait rencana dalam pengembangan obat dan terapi seperti plasma convalescene, plasmapheresis, exosome, stem cell, Obat Anti Sars-Cov, Obat Herbal, Obat Lainya (Kina), dan multicenter clinical trial.
"Sementara dari sosial humaniora dan database yang sedang dikerjakan Kementerian Kesehatan itu adalah untuk untuk Whole genome sequencing," jelasnya.
Perkembangan Vaksin Merah Putih
Lebih lanjut terkait perkembangan Vaksin Merah Putih, Bambang menyampaikan bila saat ini terdapat enam institusi yang ikut terlibat dalam pengembangan vaksin merah putih.
"Vaksin merah putih di mana saat ini ada enam institusi yang mengembangkan vaksin merah putih. Dengan kalau kita sebut enam platform ada Eijkman dengan protein rekombinan, Lipi juga sama protein rekombinan namun caranya berbeda UI dengan DNA MrNa, kemudian Erlangga dengan adenovirus, kemudian ITB dengan adenovirus protein rekombinan, dan UGM dengan protein rekombinan," paparnya.
Menurutnya, seiring berjalannya waktu banyak platform yang dipakai untuk perkembangan vaksin merah putih saat ini, seperti MrNa yang sebagaimana dikembanhkan oleh vaksin Moderna dan vaksin Pfizer.
"Sementara definisi vaksin merah putih tentunya adalah pengembangan vaksin yang berbasis virus yang bersirkulasi di Indonesia dan dilakukan oleh para peneliti Indonesia dan nantinya diproduksi oleh pabrik di Indonesia," jelasnya.
Oleh karena itu atas perkembangan riset vaksin yang ada, kata Bambang, maka pemerintah mengajak beberapa institusi lain untuk ikut dalam pengembangan vaksin yang sedang diuji, tidak hanya PT Biofarma.
"Dalam riset pengembangan vaksin itu sendiri dan untuk hilirisasi dari bibit vaksin yang dihasilkan oleh masing-masing tim peneliti tentunya kita tidak bisa bergantung hanya kepada PT Biofarma. Karena Biofarma sampai hari ini baru bisa menangani untuk vaksin dari rekombinan dan adenovirus virus," katanya.
"Padahal, misalkan Univ Airlangga mengerjakan adinovairus atau UI dengan DNA MrNa maka mereka akan kesulitan mencari partner apabila Biofarma baru bisa dengan dua platform (rekombinan dan Adenovirus)," jelasnya.
Atas hal itu, Bambang menyebutkan bila beberapa perusahaan swasta yang telah diajak kerjasama diantaranya Biotis, PT Tempo Scan Pasicific, Kalbe Farma dan PT Daewong Infinion yang telah siap untuk bekerjasama mengembangkan vaksin merah putih.
"Kita harapkan nantinya pabrik-pabrik tersebut selain bisa meningkatkan kapasitas produksi vaksin juga bisa menambah variasi plafon gunakan dalam perkembangannya," jelasnya.
Dengan beragam persiapan tersebut, Bambang menjelaskan jika target berdasarkan pengembangan vaksin merah putih yang dilakukan oleh enam institusi kemunhkinan akan baru mendapatkan izin di Tahun 2022.
"Progres pengembangannya ya. Di mana memang kebanyakan dari vaksin Merah putih kemungkinan baru bisa digunakan atau mendapatkan izin di Tahun 2022 ya. Yang kita upayakan tentunya percepatan," jelasnya.
(mdk/gil)