Mensesneg Pratikno nilai hoaks muncul dari media tanpa redaksi
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno mengatakan di era banjir informasi seperti saat ini, banyak berita bohong alias hoaks yang diproduksi. Bahkan saat ini berita hoaks justru seperti menjadi industri karena ada yang memesan dan menjualnya.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno mengatakan di era banjir informasi seperti saat ini, banyak berita bohong alias hoaks yang diproduksi. Bahkan saat ini berita hoaks justru seperti menjadi industri karena ada yang memesan dan menjualnya.
Pratikno mengungkapkan pemberitaan yang tidak bertanggung jawab dan hoaks ini muncul karena banyak media tanpa redaksi, dan semua orang bisa menjadi wartawan. Tak hanya itu, Pratikno juga menyebut jika saat ini semua orang pun bisa jadi redaktur.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa yang dikatakan Menteri AS tentang Kominfo dalam berita hoaks yang beredar? Judul berita itu mencatut situs berita Liputan6.com, berjudul; "Menteri Amerika klaim: Kominfo Indonesia sangat bodoh, Databesa Negaranya dihacker tidak tau, karena terlalu sibuk ngurus Palestina."
-
Apa yang diluncurkan oleh Mendag? "Bentuk inovasi kebijakan di bidang perdagangan Aset Kripto adalah pembentukan ekosistem kelembagaan. Dengan ekosistem yang lengkap, masyarakat akan merasa aman berinvestasi sehingga industri perdagangan Aset Kripto memberikan manfaat bagi perekonomian nasional".
-
Bagaimana Cek Fakta Merdeka.com melakukan penelusuran terhadap berita hoaks tersebut? Penelusuran Cek Fakta Merdeka.com melakukan penelusuran melalui fitur Google Image. Menemukan bahwa thumbnail video Youtube merupakan foto dari berita Antaranews.com berjudul “Polisi bebaskan perawat DN tersangka gunting jari bayi di Palembang” yang diunggah pada 13 Februari 2023.
-
Siapa yang diklaim sebagai tersangka yang dilepaskan dalam berita hoaks? Berita yang beredar mengenai kepolisian yang membebaskan tersangka pembunuhan Vina Cirebon bernama Pegi karena salah tangkap adalah berita bohong.
-
Siapa yang diharuskan bertanggung jawab atas konten hoax di media digital? Dalam peraturan itu dijelaskan bahwa apabila ada konten hoaks, yang pertama kali bertanggung jawab adalah platformnya, bukan si pembuat konten tersebut.
"Dunia sekarang ini banyak media tanpa redaksi. Di mana semua orang bisa menjadi wartawan, di mana semua orang menjadi redaktur. Di situ muncul hoaks, pemberitaan yang tidak bertanggung jawab," ujar Pratikno saat membuka seminar di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Kamis (1/11).
Pratikno menuding pemberitaan yang tak bertanggung jawab ini kemudian memunculkan peluang fitnah. Selain fitnah, pemberitaan yang tak bertanggung jawab akan menghasilkan hoaks.
"Yang paling mengkhawatirkan adalah ketika hoaks menjadi industri. Ketika hoaks membuka peluang usaha. Ketika hoaks dikomersilkan. Ketika ada yang pesan hoaks dan kemudian ada yang jualan," ungkap Pratikno.
Pratikno menyebut permasalahan hoaks ini tak hanya terjadi di Indonesia. Negara-negara lain juga menghadapi permasalahan sama kala berhadapan dengan hoaks.
Pratikno menambahkan permasalahan hoaks sulit untuk dibendung. Pemerintah, kata Pratikno baru bisa meminimalisir hoaks yang beredar. "Kebaikan (berita baik) itu harus mampu merebut panggung yang tersedia. Harus ikut berjejal menguasai panggung pemberitaan," tutup mantan Rektor UGM ini.
Baca juga:
Mustofa Nahra klaim tak sebar hoaks Lion Air, cuma kode untuk istri
Polda Banten imbau masyarakat tak termakan isu hoaks penculikan anak
Bareskrim panggil caleg PAN Mustofa Nahra terkait hoaks Lion Air
4 Penyebab capres Jokowi dan Prabowo dilaporkan ke Bawaslu
Isu penculikan anak heboh di Sumsel, polisi buru penyebar hoaks