Mensos: Lansia terlantar per bulan dapat Rp 200 ribu
UU No 23 Tahun 2014, menyatakan bahwa berbagai layanan sosial termasuk panti lansia diserahkan kepada pemda.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan Undang-undang (UU) Nomor 23 Tahun 2014, disebutkan bahwa berbagai layanan sosial termasuk panti lansia diserahkan kepada pemda. Meski demikian Khofifah mengaku telah menyiapkan Standar Pelayanan Minimum (SPM) bagi panti lansia dan Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar (Aslut).
"SPM diberikan bagi 75 Aslut dan juga ada yang berbasis home care, sehingga menjadi bagian penting agar lansia tetap bersama keluarga," katanya, Senin (30/5).
Menurutnya, kehadiran para lansia di panti lansia merupakan opsi terakhir. Sebab, tetap sepenuhnya tanggung jawab berada di dalam keluarga. Namun, jika tidak mampu maka layak mendapatkan Aslud.
"Bagi lansia terlantar per bulan mendapatkan Rp 200 ribu, empat bulan sekali cair. Hari ini ada 75 orang masing-masing mendapatkan Rp 800 ribu dan nanti menerima lagi pada Agustus dan Desember," ucapnya.
Dia mengatakan, Kemensos melalui Conditional Cash Transfer (CCT) atau Program Keluarga Harapan (PKH) memiliki program bagi lansia, yang mengover bagi 125 ribu lansia tidak mampu di atas 70 tahun.
"Saat ini, melalui PKH lansia yang mengcover mencapai 125 ribu lansia terlantar di seluruh Indonesia," katanya.
Pada 29 Mei kemarin diperingati sebagai Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN). Dimulai dari 10 Mei hingga Juni yang dilakukan dalam rangkaian peringatan HLUN tersebut.
"Melalui peringatan hari Lansia tersebut, diharapkan ada penghormatan bagi pini sepuh atau para lansia dari generasi muda bangsa," ucapnya.
Menurutnya, seluruh warga bangsa dikagetkan berbagai tindakan terhadap para lansia, dengan melakukan tindakan kekerasan dari elemen anak bangsa lainnya.
"Prihatin dengan kondisi yang terjadi. Sebab, kekerasan masih terus terjadi terhadap para lansia yang dilakukan elemen warga bangsa lainnya," ujarnya.
Pada puncak peringatan hari Lansia, Mensos Khofifah mengatakan telah memberikan bantuan alat kesehatan berupa alat bantu kruk bagi penyandang disabilitas sebanyak 66 orang,bantuan kursi roda untuk 66 orang, bantuan hearing audio bagi disabilitas. "Dan juga 137 untuk kaki dan tangan palsu serta 80 untuk bantuan tongkat netra," ujar Khofifah.