Menteri Hanif soroti minimnya SOP keselamatan di pabrik kembang api maut
Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi Hanif Dhakiri mengunjungi lokasi pabrik kembang api di Desa Belimbing, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang Sabtu (29/10).
Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi Hanif Dhakiri mengunjungi lokasi pabrik kembang api di Desa Belimbing, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang Sabtu (29/10).
Ditemani Dirut BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto dan rombongan, Hanif juga mendatangi rumah korban serta menyalatkan korban meninggal.
Usai mengunjungi pabrik, Hanif berpendapat kalau pabrik tersebut layaknya gudang. Hal itu dilihat dari sisi sarana dan prasarana pabrik yang dianggapnya kurang memadai.
"Temuan sementara melihat bahwa tidak mirip dengan pabrik, tapi seperti gudang. Jadi kita lihat dari segi sarana dan prasarana belum sangat memadai misalnya kayak jalur evakuasi," ujar Hanif di lokasi.
Dalam kunjungannya, Hanif juga menyoroti masalah Standar Operasional Prosedur (SOP) yang diterapkan di pabrik kembang api itu. Dia melihat standar sisi keselamatan kerja seharusnya lebih tinggi dibanding pabrik di luar kategori berbahaya.
"Kedua ini juga menyimpan, mengolah dan memproduksi barang-barang berbahaya. Tentu SOP sisi keselamatan kerja lebih tinggi dengan kondisi risiko yang tinggi ini. Beda dengan pabrik-pabrik yang lainnya yang tidak masuk dalam kategori berbahaya," ucap dia.
Untuk itu dia meminta kepada unsur jajaran pengawas tenaga kerja di pusat dan provinsi agar bisa menindak tegas sesuai kaidah hukum berlaku.
"Misalnya ada unsur tindak pidananya, tentu akan kita proses hukum pidana. Kalau perdata ya kita proses perdata," ucap dia.
11 Pasien korban ledakan masih di rawat di RSUD
Tiga pasien korban ledakan pabrik kembang api maut di Kosambi, masih menjalani perawatan intensif di RSUD Kabupaten Tangerang. Saat ini pihak RS menangani 11 pasien korban ledakan tersebut.
Staf Humas RSUD Kabupaten Tangerang, Lilik, menerangkan, pasien yang ditangani pihak rumah sakit sebanyak 11 orang. "7 Pasien di ruang Dahlia, 1 pasien di kamar Mawar dan 3 masih di ICU," ucap Lilik.
Diungkapkan Lilik, 3 pasien yang mendapat perawatan di Ruang ICU adalah Atin Puspita, (32) Siti Fatimah (15) dan Sami (35). Ketiganya mengalami luka bakar serius.
Menurutnya ketiga pasien yang dirawat intensif itu, memiliki kondisi luka bakar yang berbeda-beda. "Nona Atin 80 persen, Fatimah 60 dan Sami 50 persen," ucap dia.
Lilik menjelaskan dari tiga pasien yang dirawat intensif itu, kondisi Fatimah dan Sami menunjukkan perkembangan membaik, sementara Atin Puspitasari tensinya masih rendah.
"Fatimah sudah lepas intubasi dan ventilator, nyonya Sami stabil, nyonya Atin Puspita masih terpasang ventilator. Support dobutamin," jelasnya.