Mereka angkat budaya betawi ke kancah Nasional
Tiga seniman itu selalu memperkenalkan budaya betawi pada setiap kesempatan.
Telinga khalayak sudah barang tentu akrab dengan tiga nama komedian Betawi, yakni Mpok Nori, Mandra dam Omaswati. Mereka adalah tiga dari sekian banyak seniman Betawi yang terus menjaga kesenian budaya dengan ciri khas ondel-ondel tersebut.
Mpok Nori, diusianya yang terbilang senja, perempuan kelahiran 10 Agustus 1939 tersebut tidak kehilangan semangatnya tetap melestarikan budaya betawi. Dia aktif mengikuti sanggar sejak remaja membuat Mpok Nori mendapat tawaran main film berjudul 'pepesan kosong' di tahun 1993.
Wanita yang mempunyai usaha pembuatan dodol ini mempunyai ciri khas yang sangat melekat. Suara yang melengking selalu dipamerkan Mpok Nori manakala dirinya sedang ngebanyol. Hal itu lah yang hingga kini belum bisa digantikan oleh wanita yang sudah berusia lanjut manapun.
Kemudian, ada Mandra. Pria yang lahir di Cibubur, 2 Mei 1965 tersebut merupakan kakak dari pelawak Omaswati dan Mastur. Mandra mengawali karir lenongnya dengan mengikuti teater rakyat dan juga aktif dalam kesenian Topeng Betawi pimpinan Bokir Ji'Un yang tak lain adalah pamannya.
Kehidupan Mandra kecil tidak lah segemerlap sekarang. Sejak ayahnya meninggal dunia, Mandra harus membanting tulang guna menghidupi adik-adiknya. Selain mengamen, Mandra mengandalkan saweran dari pengunjung yang menyaksikannya saat bermain lenong.
Nama Mandra mulai melejit saat membintangi sinetron Si Doel Anak Sekolahan. Logat betawi, ceplas ceplos ditambah bibir yang sedikit 'mancung' menjadi ciri khas Mandra.
Tidak hanya Mandra, adiknya yang bernama Omaswati atau yang biasa disapa Omas ini turut melestarikan budaya Betawi, bahkan membawa budaya yang identik dengan ondel-ondel tersebut ke kancah nasional.
Perempuan kelahiran Jakarta, 3 Mei 1966 tersebut kerap berbicara ceplas ceplos saat melenong maupun dalam kehidupan sehari-hari. Omas mengawali karir lewat kesenian tradisional Betawi Lenong. sejumlah sinetron pun pernah dibintangi Omas.
Tiga seniman di atas selalu memperkenalkan budaya betawi pada setiap kesempatan. Mulai dari makanan khas Betawi, kesenian, tarian, bahkan banyolan-banyolan yang dilontarkan sangat khas dengan budaya Betawi.