Meriam meledak saat acara adat di Kampar, 1 orang tewas
Meriam peninggalan kerajaan meledak saat acara adat di Istana Darussalam Kerajaan Gunung Sahilan, Rabu (9/5). Kegiatan itu dalam rangka memperingati 1 tahun Raja Gunung Sahilan HMT Nizar Yang Dipertuan Agung, di Desa Gunung Sahilan Kabupaten Kampar, Riau.
Meriam peninggalan kerajaan meledak saat acara adat di Istana Darussalam Kerajaan Gunung Sahilan, Rabu (9/5). Kegiatan itu dalam rangka memperingati 1 tahun Raja Gunung Sahilan HMT Nizar Yang Dipertuan Agung, di Desa Gunung Sahilan Kabupaten Kampar, Riau.
Kabid Humas Polda Riau AKBP Sunarto mengatakan, satu orang warga setempat dinyatakan meninggal dunia atas insiden tersebut. Korban sudah dibawa ke rumah sakit kemudian diserahkan ke keluarga untuk segera dimakamkan.
-
Kapan Waduk Kembangan buka? Jam operasional Waduk Kembangan adalah setiap hari, mulai pukul 07.00 hingga 19.30 WIB.
-
Kapan bahaya Gua Kematian terungkap? Bahaya dari gua kecil ini terungkap secara tidak sengaja saat pembangunan kompleks Recreo Verde sedang berlangsung.
-
Kapan Perang Kamang terjadi? Perang Belasting yang berlangsung di Kamang ini kemudian disebut juga dengan peristiwa Perang Kamang yang terjadi sekira tahun 1908.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Kapan Bumi terbentuk? Dengan mengukur usia bebatuan di bulan, dan meteorit yang ditemukan di Bumi, para ilmuwan memperkirakan Bumi terkonsolidasi 4,54 miliar tahun lalu.
-
Apa bentuk khas Kue Petulo Kembang? Kue petulo kembang ini terbilang unik karena bentuknya seperti mi gulung yang memiliki beragam warna.
"Satu korban meninggal dunia karena kejadian itu, 3 orang luka berat, dan 1 luka ringan," ujar Sunarto.
Sunarto menjelaskan, peristiwa itu berawal pada Rabu siang sekitar pukul 10.30 WIB, rencananya akan dilaksanakan acara Tabliqh Akbar oleh Ustadz Abdul Somad.
"Namun, Ustaz Somad tidak dapat hadir sehingga tabligh akbar batal," kata Sunarto.
Karena itu, panitia hanya melaksanakan peringatan 1 tahun Raja Gunung Sahilan HMT Nizar Yang Dipertuan Agung.
Kegiatan itu dihadiri Raja Gunung Sahilan H.M.T. Nizar Yang Dipertuan Agung, Kapolres Kampar AKBP Andri Ananta Yudhistira, Kapolsek Kampar Kiri Kompol Yulisman, Camat Gunung Sahilan Dedi Herman, para Kepala Desa Se Kecamatan Gunung Sahilan, para Ninik Mamak (tokoh adat) dan masyarakat dengan jumlah keseluruhan sekitar 1.500 orang.
"Pukul 10.45 WIB, Raja Gunung Sahilan, Kapolres Kampar, Ninik Mamak dan tokoh adat serta tamu undangan diarak iring-iringan dari Kantor Desa menuju Istana Gunung Sahilan dengan didampingi musik tradisional Ogung," kata Sunarto.
Kemudian pukul 11.00 WIB, rombongan Raja dan Kapolres Kampar tiba di gerbang Istana, salah seorang panitia penyelenggara Zailam, membunyikan Lelo (Meriam tradisional) yang berukuran panjang 1 meter, diameter 7 sentimeter sebagai tanda dimulainya acara adat.
"Pada saat pembunyian lelo tersebut, badan lelo pecah sehingga serpihan pecahan lelo mengenai 5 orang masyarakat. 1 orang meninggal dunia, 3 orang luka berat dan 1 orang luka ringan," terang Sunarto.
Atas kejadian tersebut, kegiatan dihentikan untuk evakuasi para korban ke Puskesmas Kampar Kiri. Adapun identitas para korban yakni Ikram (38) meninggal dunia, Sumanto Rebo (58) luka berat, Rapika Alni (16), luka berat, Sarimah (51) luka ringan, Aisyah (12) luka berat.
"Petugas kepolisian sudah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), korban yang ditangani awal oleh Puskesmas dirujuk ke RS Syafira di Pekanbaru dengan menggunakan Ambulance dengan pengawalan mobil patroli Sabhara. Sedangkan korban meninggal akan diserahakan kepada keluarga korban," terangnya.
(mdk/cob)