Militer serang Abu Sayyaf, keluarga sandera gelar doa bersama
Di antara kecemasan yang terlihat dari wajah anggota keluarga, terselip doa agar para sandera bisa selamat.
Militer Filipina terus menggempur barisan milisi Abu Sayyaf yang menyandera WNA termasuk warga negara Indonesia, sesuai perintah Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Di sisi lain, kecemasan meliputi keluarga ABK Charles.
Selasa (6/9) malam, keluarga kapten ABK Charles, Ferry Arifin, menggelar doa bersama untuk keselamatan Ferry yang saat ini masih disandera kelompok Abu Sayyaf. Keluarga tidak bisa menutupi kekhawatiran mereka, terkait nasib para kru ABK Charles yang disandera sejak 22 Juni 2016.
Ditemui wartawan, Noor Hasanah, ibu kandung Ferry Arifin, tetap menyimpan harapan besar, lima sandera termasuk anaknya, bisa selamat dan nantinya kembali dalam kondisi sehat.
"Ini doa bersama untuk kelima ABK yang disandera. Saya sangat takut dan miris, karena ada pertempuran di sana. Semoga saja, anak saya selamat di sana," kata Hasanah di rumahnya Jalan Merdeka III, Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (6/9) malam.
"Saya sempat dapat kabar melalui telepon dari Arifin, anak saya selama kira-kira 2 menit. Ya saya bisa merasa tenang sedikit. Saya berdoa semoga cepat kembali saja semuanya, tanpa terkecuali," ujar Hasanah.
Demikian juga diungkapkan adik kandung Ferry Arifin, Afrianto. Dia juga tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya, mengingat kakaknya berada di dalam sekapan penyandera.
"Ada khawatir, karena ini kan ada penyerangan. Kami dari keluarga, tentu dan pastinya berharap ke pemerintah supaya cepat bertindak," ungkap Afrianto.
Sekadar diketahui, sampai dengan saat ini, milisi Al Habsy Misaya, salah satu klan kelompok Abu Sayyaf, menyandera lima ABK Charles masing-masing Ferry Arifin, Mahbrur Dahri, Edi Suryono, Muhammad Nasir serta Robin Piter. Dua ABK sebelumnya, Ismail Tiro dan M Sofyan, berhasil kabur.
Presiden Filipina Rodrigo Duterter dibuat geram, meminta militernya untuk menumpas Abu Sayyaf. Ribuan personel militer diterjunkan untuk mengepung Abu Sayyaf.