Mitos di Gunung Kemukus salah dipahami oleh warga
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sragen, Wangsit Sukonno, mengklaim selama ini telah sering menggelar razia.
Maraknya pemberitaan negatif terkait wisata Gunung Kemukus, mendapat tanggapan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen, Jawa Tengah. Bupati Sragen, Agus Fatchurrahman dalam rilis yang disampaikan mengatakan bahwa mitos di Gunung Kemukus sering salah dipahami oleh banyak kalangan.
Menurut Agus, jika ada prosesi di sana yang mengatasnamakan mencari pesugihan, itu adalah buah dari kesalahpahaman atas mitos asal muasal Gunung Kemukus tersebut.
"Cerita kisah cinta antara Pangeran Samodra dengan ibu tirinya, Ontrowulan yang merupakan dasar prosesi ziarah selama ini sebetulnya tidak dipahami secara benar," ujar Agus.
Agus menjelaskan ada mitos yang selama ini salah dipahami sebagian masyarakat, yakni adanya keyakinan bahwa apabila ingin ngalap berkah atau permohonannya terkabul, maka orang yang datang ke Makam Pangeran Samudro harus melakukan ritual berhubungan intim. Hubungan yang dilakukan dengan lawan jenis yang bukan suami atau istrinya. Bahkan hubungan tersebut dilakukan selama 7 (tujuh) kali dalam selapan (35 hari).
"Paradigma negatif ini perlu diluruskan agar para peziarah tidak terjebak dalam paradigma dan kepercayaan yang keliru. Setiap peziarah atau pengunjung yang menginginkan permohonan atau keinginannya terkabul haruslah memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan berdoa dan berusaha di jalan yang benar," terangnya.
Paradigma negatif yang berkembang di tengah masyarakat tersebut, kata bupati, tidak benar adanya. Ia menyarankan seharusnya berziarah ke Makam Pangeran Samudro atau Gunung Kemukus adalah suatu kegiatan ritual yang mengandung nilai keutamaan dengan mengingat jasa dan keluhuran jiwa dari figur yang diziarahi.
"Dengan berziarah di makam Pangeran Samudro, kita selalu ingat akan kematian sehingga dalam kehidupan sehari-hari kita akan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan selalu berbuat kebaikan sesuai dengan keluhuran jiwa dan teladan dari figur yang diziarahi," imbuhnya.
Menurut Agus, dalam kepercayaan masyarakat setempat, Pangeran Samudro adalah sosok pelindung rakyat dari kesewenang-wenangan penguasa. Bagi penduduk kawasan Gunung Kemukus, mitos Pangeran Samudro adalah sesuatu yang penting karena melalui mitos tersebut masyarakat menemukan harapan dari keterdesakan hidup yang mendera mereka.
Pangeran Samudro adalah putra Prabu Brawijaya V, Raja Majapahit yang memerintah di masa keruntuhan kerajaan itu pada sekitar tahun 1478. Tatkala Majapahit runtuh karena serangan Kerajaan Demak, Pangeran Samudro tidak ikut melarikan diri tapi justru ikut serta ke Demak.
Oleh Sultan Demak, Pangeran Samudro kemudian diperintahkan belajar Islam kepada Sunan Kalijaga dan Kyai Ageng Gugur. Setelah pembelajarannya tentang Islam selesai, Pangeran Samudro sempat berdakwah di beberapa tempat sebelum akhirnya meninggal di Dukuh Doyong, Kecamatan Miri, Sragen. Ia kemudian dimakamkan di sebuah bukit di sebelah barat Dukuh Doyong. Bukit itulah yang kini dikenal sebagai Gunung Kemukus.
Sementara itu untuk mengantisipasi penyimpangan ritual di Gunung Kemukus, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sragen, Wangsit Sukonno, mengklaim selama ini telah sering menggelar operasi atau razia gabungan.
"Kami sudah sering melakukan razia yang juga selalu melibatkan kepolisian setempat. Selain itu pendekatan kepada para pengunjung juga sering dilakukan supaya memahami mitos dengan benar dan tidak melakukan ritual yang menyimpang," katanya.
Pembinaan kepada para penjaja seks komersial, menurut Wangsit, juga kerap dilakukan, yakni dengan menawarkan solusi beralih pekerjaan dan memberikan bekal keterampilan.
Penanggung jawab Obyek Gunung Kemukus Marcelo Suparno menjelaskan mitos tentang makam Gunung Kemukus memang kerap disalahpahami oleh beberapa pengunjung. Upaya untuk meluruskan pemahaman kepada pengunjung juga kerap dilakukan.
Baca juga:
Cerita prostitusi berkedok ritual pesugihan di Gunung Kemukus
Setoran besar, prostitusi di Gunung Kemukus sulit diberangus
Tak cuma pria, banyak wanita ikut ritual ngeseks di Kemukus
Ini tarif sewa kamar dan ngesek bebas di Gunung Kemukus
Menengok persaingan PSK tua di prostitusi Gunung Kemukus
-
Mengapa ritual Tirto Mukti Rekso Bumi dianggap penting? “Sebenarnya ritual Tirto Mukti Rekso Bumi ini tak ada bedanya dengan ritual nenek moyang di masa lalu. Memberikan sesaji di tempat-tempat suci, di hutan-hutan yang dianggap angker dan sebagainya. Bukan berarti kita ingin membangkitkan hal-hal berbau kontroversi. Tapi lebih bagaimana mengemas bahwa ini adalah daya tarik yang berlatar belakang perilaku nenek moyang,”
-
Kapan tradisi Syawalan Gunung digelar? Syawalan itu digelar di puncak bukit.
-
Siapa yang terlibat dalam tradisi Gunungan Ketupat? Tradisi ini biasanya dihadiri ratusan orang, termasuk Muspika, kepala desa, dan tokoh masyarakat setempat.
-
Mengapa tradisi Gunungan Ketupat di Nganjuk dilakukan? Tradisi Gunungan Ketupat bertujuan untuk melestarikan tradisi Jawa Islam, yaitu tradisi sedekahan dan mencintai selawat dengan guyub rukun antar warga.
-
Apa yang terjadi pada Gunung Semeru? Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim), kembali erupsi disertai dengan letusan abu vulkanik.
-
Apa yang dilakukan dalam tradisi Bakar Gunung Api di Bengkulu? Menyusun Batok Kelapa Mengutip dari kanal Liputan6.com dan beberapa sumber lainnya, bakar gunung api ini merupakan sebuah ritual membakar batok kelapa yang sudah tersusun rapi. Biasanya, susunan batok kelapa tersebut dibuat seperti tusuk sate yang dirangkai dengan kayu dan dibuat tinggi menjulang.