Momen haru saat siswa PAUD bagikan selendang untuk ibu buruh gendong
Suasana ceria berubah menjadi haru saat doa dipanjatkan anak-anak.
Banyak cara untuk mengekspresikan wujud kecintaan terhadap orangtua, khususnya ibu. Di momen peringatan hari ibu, 22 Desember ini, puluhan siswa Pendidikan Anak Usia Dini Terpadu Islam Diponegoro, Solo memberikan kado spesial kepada buruh gendong di Pasar Legi Solo. Sekitar 60 selendang untuk menggendong dibagikan.
Sebelum pembagian bingkisan tersebut, para siswa memberikan hiburan dengan cara menyanyikan beberapa lagu serta membaca puisi tentang bakti seorang anak kepada sang ibu. Setelah pembacaan puisi, salah seorang guru membacakan doa, namun di tengah pembacaan doa, air mata haru mengalir, hingga terdiam. Saat itulah suasana yang semula hening, menjadi berwarna tangis, tak hanya dari guru dan siswa, namun juga dari puluhan buruh gendong.
Direktur Yayasan Pendidikan Islam Diponegoro, Abubakar Husein mengatakan pemberian bingkisan ini sebagai bentuk penghargaan kepada para ibu buruh gendong yang sangat berjasa kepada keluarga mereka masing-masing.
"Perjuangan dan pengorbanan mereka merupakan hal yang luar biasa dan patut dicontoh. Kami ingin menanamkan sejak dini kepada para siswa untuk menghargai dan berbakti pada ibu," ujarnya.
Dia menambahkan, kegiatan dengan tema "Untuk Perjuangan dan Pengorbananmu Ibu", juga sebagai wujud implementasi ditunjuknya PAUD Diponegoro sebagai rujukan pelaksanaan PAUD Terpadu dan Kurikulum 2013 oleh pemerintah. Tak hanya itu, kegiatan tersebut juga untuk membersihkan pemahaman kepada siswa agar mereka selalu memuliakan pekerjaan dan profesi apapun tanpa membeda-bedakannya.
Suparti, salah seorang buruh gendong mengaku senang bisa mendapatkan bingkisan di hari Ibu. Sebab selama kurang lebih 20 tahun bekerja sebagai buruh panggul baru pertama itu mendapatkan bingkisan.
"Senang sekali, terharu mas, diberi selendang lurik. Nanti bisa buat gantian untuk gendong," ucap wanita aswal Karanganyar tersebut.