Momen Soeharto Buat Jenderal Hoegeng Menangis
Hubungan Hoegeng dengan Soeharto memang renggang setelah mengusut kasus korupsi
Hubungan Hoegeng dengan Soeharto memang renggang setelah mengusut kasus korupsi.
Momen Soeharto Buat Jenderal Hoegeng Menangis
Presiden Kedua Indonesia Soeharto ternyata pernah membuat mantan Kapolri Jenderal Hoegeng Iman Santoso menangis.
- Momen Soeharto Jelaskan Makna Mendalam dari Huruf Aksara Jawa ‘Bisa Mengetahui Jati Diri’
- Gara-Gara Masalah Bahasa, Soeharto Copot Jaksa Agung yang Tangkap Kerabat Ibu Tien
- Sering Dikunjungi Para Jenderal TNI, Ini Kondisi Makam Soeharto di Lereng Lawu
- Soeharto Marah Dilengserkan: Saya Dihina, Dendamnya Bukan Main!
Hoegeng menangis jelang pernikahan Prabowo Subianto. Hoegeng memang dekat dengan ayah Prabowo, Soemitro Djojohadikusumo. Kedekatan Hoegeng dengan Soemitro sudah berlangsung lama.
Bahkan, ayah Hoegeng dan Soemitro juga sahabatan. Sudah lama pula, Soemitro meminta Hoegeng menjadi saksi pernikahan Prabowo.
Suatu pagi, beberapa hari jelang pernikahan Prabowo-Titiek, Soemitro datang ke rumah Hoegeng. Mereka saling bersenda gurau hingga Soemitro menceritakan rencana pernikahan Prabowo. Namun, nada bicara Soemitro berputar-putar. Hoengeng pun memotong pembicaraan Soemitro.
"Sudahlah Mit enggak usah sungkan, Saya bersedia kok jadi saksi pernikahan Bowo. Itu kan sesuai janji kita dulu," kata Hoegeng seperti dalam buku Lahir sebagai Petarung karya Panda Nababan.
Soemitro bingung untuk mengatakan kepada Hoegeng. Soemitro akhirnya menjelaskan kalau Presiden Soeharto melarang Hoegeng untuk hadir ke acara pernikahan Prabowo-Titiek.
"Seharian saya dan Pak Harto rapat tapi rupanya Pak Harto enggak berkenan kamu hadir dalam acara pernikahan nanti. Saya mohon maaf, Geng," kata Soemitro.
Sehabis ucapan itu, Soemitro menangis. Tangis sang mantan Kapolri pun ikut pecah. Dramatis dan tragis.
Hubungan Hoegeng dengan Soeharto memang renggang setelah mengusut kasus korupsi yang menyeret keluarga presiden. Hoegeng dicopot dari jabatan Kapolri. Tak hanya itu, hidup Hoegeng juga dipersulit.
Bahkan, telepon rumah Hoegeng disadap. Namun, Hoegeng tidak sakit, tetapi justru bangga. "Saya bangga jadi korban politik," katanya.