MPR minta Hari Pahlawan tak cuma jadi perayaan seremonial belaka
"Jangan sampai Hari Pahlawan diperingati sebatas upacara dan tabur bunga," kata Hidayat.
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengingatkan peringatan Hari Pahlawan setiap 10 November jangan dijadikan perayaan seremonial semata. Akan tetapi harus dipahami esensi sejarah perjuangannya.
"Jangan sampai Hari Pahlawan diperingati sebatas upacara dan tabur bunga," kata Hidayat di Kompleks Parlemen DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (10/11).
Politikus PKS ini juga meminta pemerintah memaksimalkan momentum ini untuk menyegarkan kembali tentang sejarah dan perilaku kepahlawanan untuk kemajuan Indonesia. Sehingga harus dimaksimalkan mulai dari pemerintah pusat, daerah, sekolah, hingga kampus-kampus.
Menurutnya, komponen-komponen tersebut penting untuk diajak memaknai Hari Pahlawan sesuai dengan kemampuan dan logika mereka.
"Tapi intinya adalah menanamkan jiwa kepahlawanan," tuturnya.
Hidayat menegaskan bahwa pahlawan itu hidup, kontekstual dan pada kondisi yang sulit, mereka tetap bisa tampil mengatasi masalah. Oleh karena itu, dia meminta hari-hari besar yang telah ditentukan negara, harus dijaga menjadi momentum besar untuk membangkitkan komitmen kepada kemajuan bangsa dan negara.
"Jangan sampai seperti hari sumpah pemuda yang tidak ada peringatannya, padahal itu merupakan tonggak yang luar biasa," pungkasnya.