Muhammadiyah Mengecam Keras Ulah Perusuh Anarkis saat Aksi 22 Mei
Ia pun meminta agar pihak yang protes untuk kembali ke jalur hukum dan tidak melakukan aksi anarkis.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir prihatin atas terjadinya Aksi 22 Mei yang dilakukan sejumlah elemen masyarakat yang menolak hasil Pemilu 2019. Menurutnya, seharusnya masyarakat kembali bersatu setelah proses pemilu telah usai dijalani.
Ia pun meminta agar pihak yang protes untuk kembali ke jalur hukum dan tidak melakukan aksi anarkis.
-
Dimana demo buruh terjadi? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Kapan aksi demo terjadi? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Dimana letak Masjid Raya Badiuzzaman? Di Kota Medan terdapat masjid berusia ratusan tahun yang hingga kini masih berdiri kokoh.
-
Dimana Masjid Cipto Mulyo berada? Masjid Cipto Mulyo berada di Desa Pengging, Kecamatan Banyudono, Boyolali.
-
Dimana Masjid At Tin di TMII berada? Masjid At Tin yang terletak di kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur, jadi salah satu tempat ibadah yang unik di Indonesia.
-
Dimana Stasiun Kemidjen berada? Stasiun Kemidjen merupakan stasiun kereta api tertua di Indonesia. Stasiun yang dibangun perusahaan swasta Belanda, Nederlandsch Indische Maatschappij (NIS) pada tahun 1867 itu juga dikenal dengan nama Stasiun Samarang.
"Intinya, kita mengecam keras segala kerusuhan yang terjadi oleh para perusuh anarkis," ujar Haedar di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Kamis (23/5).
Muhammadiyah juga mendorong agar tragedi atas Aksi 22 Mei segera diusut dan dituntaskan. Mahkamah Konstitusi (MK) diminta dapat bertindak adil, jujur, profesional, dan independen.
Haedar berharap, seluruh masyarakat, khususnya para tokoh bangsa dan pejabat negara dapat bersikap bijak dan cerdas. Yaitu, dengan tidak mengeluarkan berbagai pernyataan yang bisa membuat panas situasi.
"Menciptakan suasana yang sejuk dan damai demi kerukunan dan persatuan nasional. Hendaknya dihindari pernyataan-pernyataan dan tindakan yang dapat memanaskan dan memperkeruh keadaan," tukasnya.
"Belajar dari Pemilu serentak tahun 2019 yang menimbulkan korban sakit dan meninggal petugas KPPS serta sejumlah kelemahan dan masalah, maka penting dan nisca dilakukan pengkajian ulang yang komprehensif agar penyelenggara Pemilu ke depan jadi lebih baik," imbuh Haedar.
Haedar menambahkan, pihaknya juga mengapresiasi sikap dan langkah kedua capres-cawapres yang telah mengeluarkan pernyataan positif dalam menghadapi situasi politik yang ada. Menurutnya, hal itu menunjukkan bagaimana kedua pihak sangat terbuka untuk menjalin hubungan baik.
"Ini menunjukkan bahwa kedua tokoh bangsa ini akan menjalin silaturahmi," tutur Haedar.
"PP Muhammadiyah sejak awal, bahkan ketika ormas-ormas Islam juga bertemu dengan Wakil Presiden RI Pak Jusuf Kalla menyampaikan himbauan dan ajakan agar Pak Jokowi dan Pak Prabowo bertemu. Mungkin soal waktu saja," ia mengakhiri.
Reporter: Ratu Annisaa Suryasumirat
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Aktivitas di Kawasan Tanah Abang Kembali Normal usai Aksi 22 Mei
Pasukan Oranye Kumpulkan Pagar Pembatas Jalan yang Dirusak Perusuh Aksi 22 Mei
Pasca 22 Mei, KPU Masih Dijaga Ketat
Usai Aksi 22 Mei, Akses Menuju Pintu Utama Gedung DPR Masih Ditutup
Penjelasan Mabes Polri Soal Peluru Tajam di Mobil Polisi yang Dirusak Massa
Usai Demo 22 Mei, Sarinah Tinggal Menyisakan Inah