Muncul Klaster Covid-19 di Rusun, Pemkot Solo Imbau Penghuni Patuh Protokol Kesehatan
Total warga yang terkonfirmasi corona di Solo, hingga Senin (12/10) sebanyak 814 orang. Dari jumlah tersebut, 610 di antaranya dinyatakan sembuh, 59 dirawat, 115 orang menjalani isolasi mandiri dan 30 orang lainnya meninggal dunia.
Jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Solo terus mengalami kenaikan. Berdasarkan data gugus tugas penanganan Covid-19, total warga yang terkonfirmasi corona hingga Senin (12/10) sebanyak 814 orang.
Dari jumlah tersebut, 610 di antaranya dinyatakan sembuh, 59 dirawat, 115 orang menjalani isolasi mandiri dan 30 orang lainnya meninggal dunia.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Apa yang terbakar di Solo? Pada Selasa (3/10), terjadi kebakaran di sebuah gudang rongsok yang terletak di Kampung Joyosudiran, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan dari penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 di Kota Solo, beberapa di antaranya berasal dari klaster rumah susun (rusun). Untuk mengantisipasi penyebaran melalui Rusun, pihaknya akan mengintensifkan sosialisasi terkait protokol kesehatan.
"Untuk mengantisipasi pencegahan, sosialisasi-sosialisasi protokol kesehatan itu harus dilakukan yang intensif. Sehingga tidak terjadi klaster di situ. Kalau ada klaster di situ ya kita lockdown, dan itu membebani negara lagi," ujar Rudy, saat ditemui wartawan, di rumah dinas wali kota Loji Gandrung, Senin (12/10).
Pemerintah, lanjut dia, harus mengeluarkan subsidi untuk keperluan logistik. Selain itu masyarakat dirugikan karena tidak bisa bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup.
"Ini perhatian kepada seluruh penghuni rusun, jaga protokol kesehatan, itu perhatikan betul," jelas dia.
Rudi mengatakan, kondisi rusun yang ada di Kota Solo saat sirkulasi udaranya ini lebih baik. Namun demikian protocol kesehatan tetap harus diterapkan oleh para penghuninya. Setiap penghuni yang keluar dari kamar harus mengenakan masker. Di samping itu juga ditambah dengan penyediaan sarana cuci tangan.
"Setiap hari kita tidak ke sana, petugas dari UPT. Keluar dari ruangan rumahnya sendiri para penghuni harus pakai masker. Kalau tidak ya harus bersihin kali," katanya.
(mdk/lia)