Musibah, keluarga korban KRL di Bintaro tak tuntut Pertamina
Meski kehilangan, Subagio mengaku sudah ikhlas atas kepergian istri tercintanya itu.
Subagio Kramadibrata (58), tak kuasa menitikan air mata karena harus kehilangan istri tercinta, Betty Ariyani. Perempuan berusia 58 tahun itu menjadi salah satu korban tewas dalam tabrakan KRL dan truk tangki milik Pertamina di perlintasan Pondok Betung, Bintaro, kemarin.
Meski kehilangan, Subagio mengaku sudah ikhlas atas kepergian istri tercintanya untuk menghadap sang pemilik alam semesta. Dia mengaku tak akan menuntut siapa pun dalam peristiwa itu. Baginya meninggalnya sang istri adalah murni musibah.
"Tidak akan (menuntut) apalagi gelombang bantuan terus datang dan memberikan santunan, jadi tidak (menuntut)," terang Subagio di rumah duka Jalan Sersan Bajuri Bandung, Selasa (10/12).
Dalam peristiwa itu, Betty duduk di gerbong belakang. Nyawa Betty masih sempat tertolong meski mengalami luka bakar hebat di sekujur tubuhnya. Betty pun dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Fatmawati untuk mendapatkan perawatan.
"Tapi sekitar pukul 20.53 WIB, sudah tak tertolong, istri saya terkontaminasi infeksi luka bakar," ujarnya.
Jenazah korban kemudian dibawa ke Bandung untuk kemudian dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Makam Warga di kawasan Sukasari Bandung. Puluhan kerabat dan keluarga mengiringi ke tempat terakhir peristirahatan Betty dengan isak tangis.