Mustafa tewas terseret arus di Air Terjun Aling-Aling Buleleng
Satu pemandu, Putu, selamat. Sementara rekannya, Doglas, masih hilang.
Obyek wisata air terjun Aling-Aling di Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Bali, menelan korban. Lima orang terseret arus saat mandi di air terjun dikenal angker dan berbahaya ini pada Minggu (12/4).
Pengunjung hanyut itu terdiri dari dua pemandu wisata dan tiga turis lokal. Mereka sedang asyik bermain air terjun di lokasi pada siang hari dan tiba-tiba diterjang air bah menyeret ke dalam pusaran arus. Dari kelima korban, satu pemandu dan dua wisatawan lokal merupakan perempuan berhasil diselamatkan. Sedangkan satu wisatawan lagi ditemukan dalam keadaan sudah tewas akibat benturan keras di kepala korban saat terseret arus. Diduga dia membentur batu.
"Masih satu orang lagi, katanya pemandu wisata belum ditemukan," kata salah seorang warga setempat di lokasi, sambil membantu menyisir setiap aliran air di Wisata Air terjun Aling-Aling.
Korban meninggal bernama Mustafa (30 tahun). Dia merupakan warga Cilitan, Kramat Jati, Jakarta Timur. Jasadnya ditemukan di bawah Jembatan Desa Sangket mengarah ke Terminal Sangket berjarak sekitar dua kilometer dari lokasi kejadian. Saat ditemukan, jasad korban dalam keadaan tersangkut di sela-sela bebatuan, sekitar pukul 16.30 WITA. Sementara satu korban lagi, yakni Putu Bayu Prasetya alias Doglas (23 tahun), warga Desa Sambangan bekerja sebagai pemandu wisata masih dicari hingga saat ini.
Menurut penuturan korban berhasil selamat bernama Putu Selasnaya (pemandu), dirinya hanya dimintai bantuan oleh Doglas membawakan jaket. Sebab menurutnya, ketiga turis itu merupakan tamu Doglas. Dia menceritakan, ketiga tamu itu bernama Ria, Cika, dan Mustafa, berkunjung hanya ingin melakukan trekking dan sliding. Tetapi, Mustafa bersama dirinya dan Doglas sempat mandi di seputaran air terjun. Sedangkan dua perempuan itu memilih tidak mandi dan menunggu di pinggiran.
Saat mereka mandi, tiba-tiba datang air bandang dengan cepat. Seketika itu ketiganya terseret air bah. Beruntung saat kejadian, Putu berhasil memegang sebuah ranting kayu sehingga dia selamat.
"Sambil memegang ranting saya berusaha meraih pakaian kedua wanita itu (Cika dan Ria), hingga setelah penduduk datang kami ditolong," kata Putu.
Dikatakan Putu, saat memegang ranting pohon dan bergelayut pada Cika dan Ria, keduanya asal Jakarta, dia sudah dalam keadaan setengah sadar. "Terjangan air begitu deras, yang saya ingat hanya memegang erat ranting sambil merangkul kedua wanita itu," ujar Putu.
Hingga saat ini upaya pencarian masih terus dilakukan Tim SAR Buleleng bersama BPBD Buleleng dan kepolisian, dibantu masyarakat setempat. Mereka berusaha menemukan Doglas. Kepala Basarnas Buleleng, AA Alit Supartana mengatakan, pihaknya berjanji akan terus berupaya melakukan pencarian.
"Kita sudah melakukan penyisiran sampai titik akhir jalur sungai di Bendungan. Hasilnya masih nihil, kemungkinan korban tersangkut di celah bebatuan di kedalaman air," kata AA Alit.
Kapolsek Sukasada AKP, I Gede Arya Wibawa mengatakan, pihaknya hingga saat ini masih terus melakukan upaya pencarian sampai korban ditemukan. "Pencarian tidak akan berhenti, kami terus akan mencari sampai ketemu, dengan berkoordinasi dengan Basarnas dan masyarakat, untuk menyisir sepanjang sungai itu," kata Arya di lokasi.