Nadiem Makarim Ungkap Enam Kompetensi yang Sangat Dibutuhkan Masa Depan
Nadiem menggalakkan konsep merdeka belajar untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang andal. Karena itu, Nadiem melibatkan Badan Standar Nasional Pendidikan untuk membantu mengembangkan standar nasional pendidikan.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, tantangan yang akan dihadapi ke depan begitu kompleks. Sehingga membutuhkan segudang kompetensi.
Nadiem menyebut di antaranya kreativitas, kolaborasi, kemampuan bekerja sama, kemampuan memproses informasi secara kritis, kemampuan memecahkan masalah, kemampuan berempati. Enam kompetensi ini yang dinilai amat penting.
-
Dimana Adam Malik Batubara menyelesaikan pendidikan dasar? Ia menempuh pendidikan sekolah dasar di Hollandsch-Inlandsche School yang berada di Pematangsiantar.
-
Kapan Azriel Hermansyah berencana melanjutkan pendidikan? Aurel Hermansyah juga mengungkapkan bahwa adiknya, Azriel, berencana melanjutkan pendidikan ke jenjang S-2 dalam waktu dekat.
-
Kapan Ma'ruf Amin melanjutkan sekolah ke Tebuireng? Kemudian, Ma’ruf Amin melanjutkan sekolah ke jenjang Madrasah Ibtidaijah Salafijah Safiijah Tebuireng, Jombang, Jawa Timur pada 1958.
-
Kenapa para pelajar ini diamankan? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. "Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Siapa yang Nia Ramadhani temani belajar? Nia menemani anak pertamanya, Mikhayla, mengerjakan PR, meskipun Nia sendiri bingung dengan aplikasi yang berbeda. Meskipun begitu, interaksi mereka selama Mikhayla belajar dianggap menggemaskan.
-
Siapa yang berjasa membantu Mahmud Yunus dalam memperjuangkan pendidikan Islam di Indonesia? Usulan ini dibahas oleh Departemen Pendidikan dan Pengajaran dan Yunus sendiri perwakilan dari Departemen Agama.
"Ini adalah kompetensi-kompetensi yang sangat dibutuhkan di masa depan kita. Tidak ada kompetensi menghafal. Tidak ada kompetensi untuk bisa memadatkan semua informasi di dalam otak dan memori yang paling hebat," ucap dia saat memberikan sambutan di Hotel Century, Jakarta pada Jumat (13/12).
Nadiem menggalakkan konsep merdeka belajar untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang andal. Karena itu, Nadiem melibatkan Badan Standar Nasional Pendidikan untuk membantu mengembangkan standar nasional pendidikan.
"Kalau memang konsepnya merdeka belajar dan itu arah kita. Kita harus tahu, kita mau ciptain manusia seperti apa. Pertama, itu dulu, kita mau ciptakan manusia seperti apa yang punya kapabilitas apa di masa depan," terang dia.
Nadiem meminta BNSP merumuskan kompetensi dasar standar nasional baik itu standar kurikulum, standar isi, standar proses, standar prasarana. Semua standar itu harus disaring dengan satu pertanyaan.
"Ini apa gunanya bagi murid di masa depan. Itu dulu filter pertama. Ini apa gunanya, apa dampak positifnya bagi murid kita di masa depan. Nah kalau ternyata jawabannya tidak ada, harus dibuang," ucap dia.
"Kalau jawabannya sangat penting dan berdampak positif harus dikembangkan malah ditambah," kata mantan Bos Go-Jek itu.
Program untuk Ubah Sistem
Nadiem Makarim mengeluarkan empat program yang secara garis besar akan mengubah sistem pendidikan di Indonesia.
Keempat pokok kebijakan yaitu perubahan pada Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Nasional (UN), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi.
Nadiem menyebut program tersebut merupakan langkah awalnya untuk mewujudkan 'Merdeka Belajar'.
"Itu empat kebijakan pertama 'Merdeka Belajar'. Apa itu cukup? Sudah jelas tidak cukup. Itu baru step pertama kita untuk mencapai kemerdekaan belajar," kata dia.
Nadiem mengaku sedang merancang pelbagai program lain yang dikhususkan untuk para tenaga pendidik.
"Itu step pertama kita untuk merdeka belajar. Belum ngomongin kompetensi guru, bagaimana meningkatkannya, belum membicarakan kesejahteraan guru, belum membicarakan penyederhanaan kurikulum, penyederhanaan kompetensi dasar dan lain-lain, itu belum kita. Ini baru step pertama saja," ucap dia.
Meski, Nadiem mengatakan keempat kebijakan juga telah berorientasi pada guru.
"Tapi pada saat guru-guru ini dibebaskan, dibebaskan tapi juga dipaksakan untuk berpikir untuk pertama kalinya. Di sini lah proses pembelajaran baru dimulai sekarang," ucap Nadiem.
Reporter: Ady Anugrahadi
Sumber: Liputan6.com
(mdk/rnd)