Optimisme karet Krumput tembus pasar dunia
Hasil karet dari Krumput sebagian besar dibeli pabrik ban asal Prancis, Michelin.
Secercah harapan masih terpancar dalam sektor perkebunan karet di Indonesia, meski dalam beberapa tahun ke belakang masih tertinggal dibanding Malaysia dan Thailand. Kedua negara tetangga itu selama ini bersaing dengan Indonesia.
Perkebunan karet Krumput di Banyumas, Jawa Tengah, kini berada di bawah wilayah PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX berusaha bangkit. Perkebunan karet dinasionalisasi dari perusahaan Belanda pada 1958, kini menjadi salah satu pemasok salah satu perusahaan ban asal Prancis, Michelin.
"Sejak tiga tahun lalu, kami memasok kebutuhan karet untuk Michelin. Untuk menembus pasar eropa dibutuhkan beberapa persyaratan yang cukup rumit. Kali pertama, kami sudah memulainya dengan SNI (Standar Nasional Indonesia)," kata administratur perkebunan Krumput PTPN IX, Budiyono, di sela-sela kunjungan industri Badan Standarisasi Nasional, Kamis (3/6) kemarin.
Menurut Budiyono, pertama kali menerapkan SNI di perkebunan Krumput dilakukan pada 2004. Saat itu, diakuinya, belum terasa keuntungan dari perkebunan itu.
"Namun seiring waktu berjalan, kami baru merasakan. Karena semakin hari, konsumen semakin cerdas untuk memilih produk olahan. Biasanya yang akan ditanyakan apakah sudah ber-SNI atau belum," ucap Budiyono.
Perkebunan karet berada di Banyumas ini terdiri dari tiga afdeling, dengan luas lahan mencapai sekitar 2.051 hektare. Dari hasil perkebunannya, kebun Krumput mampu menghasilkan sekitar 1.600 ton karet tiap tahunnya.
"Sekitar 85 persen kami pasok ke Michelin dan merupakan komoditi utama kami, yakni RSS (Ribbed Smoked Sheet). Untuk sisanya, kami pasarkan untuk lokal," ujar Budiyono.
Pabrik Krumput merupakan satu-satunya menggunakan sistem lori, pada proses pengasapan untuk pengeringan lembaran RSS di PTPN IX. Beberapa upaya dan terobosan dilakukan buat menghasilkan produk berkualitas dengan sasaran efisiensi biaya. Yakni dengan memodifikasi saluran udara panas saat proses pengasapan dan pengeringan lembaran karet.
Hasilnya, waktu pengasapan bisa lebih cepat atau sekitar 60 persen dari waktu normal. Sehingga produk dapat cepat matang dan memenuhi efisiensi penggunaan bahan bahar kayu, dengan tetap menjaga kualitas produk sesuai standar.
Guna memastikan produk RSS dihasilkan berkualitas, pabrik Krumput mengadopsi sistem jaminan dengan menerapkan standar ISO 9001. Selain sistem jaminan mutu, pabrik Krumput menerapkan sistem manajemen lingkungan ISO 14001.
Tak heran tahun lalu, Kebun Krumput PTPN IX Banyumas berhasil meraih penghargaan SNI Award 2015 peringkat perunggu, dalam Kategori Organisasi Menengah Barang Sektor Pangan dan Pertanian. Mereka berada sejajar dengan dua unit kerja lain di PTPN IX, yakni Kebun Ngobo dan Kebun Batujamus.
Dengan menerapkan standar produksi, menjadikan pembeli dapat menerima produk dari perkebunan Krumput di pasaran. Budiyono mengemukakan, hasilnya juga dirasakan karena produknya dibeli Michelin. Padahal, buat bisa menjadi pemasok Michelin, harus memenuhi Societe Desa Matieres Premieres Tropicales (SMPT), diterapkan pada perusahaan ban internasional itu. Meski demikian, diakui Budiyono, saat ini permintaan dari Michelin belum bisa dipenuhi secara kuantitas.
"Produk dari Krumput selalu didahulukan untuk dikirim, karena secara kualitas memang sudah diakui. Namun kendala hasil produksi masih menjadi soal, karena jumlah produksi bergantung pada luasan lahan. Karena keterbatasan lahan jadi produksinya terbatas," tambah Budiyono.