Orang miskin ditolak masuk RS, syuting sinetron dipersilakan
Penderita leukemia itu meninggal dunia lantaran ruangan ICU yang digunakannya untuk cuci darah menjadi lokasi syuting.
Kejadian meninggalnya Ayu Tria Desiani (7) di ICU RS Harapan Kita, Jakarta Barat, menambah catatan merah buruknya pelayanan rumah sakit di Indonesia. Penderita leukemia itu meninggal dunia lantaran ruangan ICU yang digunakannya untuk cuci darah dan kemoterapi, beralih fungsi sebagai lokasi syuting sinetron Love in Paris.
Memang sebagai sebuah badan usaha, rumah sakit dituntut untuk menghasilkan profit seperti yang diharapkan, atau bahkan kalau bisa melebihi target. Terkadang untuk sebagian rumah sakit, hal itu menjadi persoalan mendasar untuk memanfaatkan tiap kesempatan yang datang untuk menambah masukan dengan mengesampingkan fungsi utama rumah sakit itu sendiri.
Ayu adalah putri karyawan kantor Berita 68H Jakarta, Kurnianto. Ayu merupakan pelanggan tetap RS Harapan Kita, sudah tujuh tahun Ayu menjalani cuci darah terkait penyakit yang dideritanya tesebut.
Rabu (27/12), sekitar pukul 18.30 WIB, Ayu masuk Unit Gawat Darurat karena pembuluhnya darah pecah. Pukul 20.00 WIB, Ayu dimasukkan pihak RS Harapan Kita ke ICU. Di ruang ICU sedang berlangsung syuting.
Jarak tempat tidur Ayu ke lokasi syuting ada 4 bayi. Kru Production House (PH) bebas keluar masuk ruangan yang semestinya steril tersebut. Peralatan mereka yang berserakan, menggangu pasien yang berada di ruangan tersebut sehingga keluarga pasien terhalang masuk.
Kamis (27/12) pukul 02.00 WIB, saat kru masih sibuk dan berlalu lalang, Ayu mengalami koma. Jantungnya berhenti, dan mengharuskan untuk dipompa dengan alat. Namun usaha itu tidak membuahkan hasil, setengah jam kemudian, Ayu dinyatakan meningggal.
-
Kenapa bayi Aditya harus dirawat di ICU? Anak yang diberi nama Aditya itu kritis dan hampir kehilangan nyawanya karena digerogoti oleh ribuan bakteri ganas. Terpaksa, ia harus dilarikan ke ruang NICU demi menyelamatkan harapan hidup si bayi mungil tersebut.
-
Siapa yang merasa sedih dan tidak terima saat melihat Sonny dirawat di ICU? "Tapi ternyata aku gak tahu reaksinya abang saat itu yang bikin aku sedih, karena aku gak tahu koneksinya mereka itu sampai sedeket itu. Dia sedih banget liat daddy-nya begitu, kayak gak terima gitu," katanya, lalu menangis.
-
Bagaimana reaksi King Faaz saat mengetahui Sonny dirawat di ICU? "Dia sampe ngomong kayak gitu. Aku bilang daddy udah sembuh kok, cuma sebentar, cuma sebentar aja jadi memang prosesnya cepet banget aku juga kayak 'kok bisa' ya. Aku dengan besar hati gak mau lihat ke atas," pungkasnya.
-
Kapan Pallu Butung sering diburu? Makanan tersebut banyak dicari ketika Bulan Ramadan karena cocok sebagai menu berbuka puasa.
-
Kenapa menjenguk orang sakit itu penting? Menjenguk orang sakit tidak hanya sekedar memberikan bantuan fisik, tetapi juga memberikan bantuan spiritual melalui doa.
-
Apa itu sujud syukur? Sujud syukur dilakukan sebagai bentuk rasa terima kasih kepada Allah SWT. Sujud syukur adalah sujud yang dilakukan sebagai perwujudan dari rasa syukur yang dilakukan saat hati dan pikiran menyadari betapa besar nikmat yang dianugerahkan oleh Allah SWT.
Sesaat setelah meninggal, Kurnianto melihat kru PH dan peralatan masih ada di RS. Beberapa kru tampak tertidur di ruang tunggu.
Kisah pasien yang tidak mendapatkan pelayanan memadai dari rumah sakit, juga pernah dialami oleh Putri Rahmadania (2). Bayi kelahiran 11 Agustus 2010 di Bandung itu harus bertahan dengan suatu penyakit yang menyerang sistem pernafasannnya, setelah ditolak berobat di rumah sakit hanya karena faktor kemiskinan.
"Kalau pernafasannya lagi terganggu anak saya sering suka biru-biru badannya. Bahkan suka terlihat kaya orang tak sadarkan diri, apalagi jika sakit bisa sampai lima kali sehari," kata Ayah Putri, Agus Hamdani (29) Juni lalu.
Tidak terima diperlakukan seperti itu, Agus lantas mengadukan ulah pihak rumah sakit ke Komisi E DPRD Jabar. Dengan begitu, mereka berharap ada solusi untuk biaya pengobatan Putri. Di Komisi E, Agus dan istrinya Kusti Amalia diterima langsung oleh ketua Didin Supriadin.
"Saya pernah mengikuti prosedur dengan cara meminta rujukan dari Puskesmas, di situ saya minta lanjut ke Rumah Sakit Al-Ikhsan tapi katanya tidak memiliki alat. Di Al-Ikhsan saya ke RSHS (Rumah Sakit Hasan Sadikin). Mendapatkan hasil di RSHS saya disuruh kembali lagi ke RS Al-Ikhsan," ujarnya.