Orang Tua Juru Parkir Pengeroyok TNI Beberkan Ciri-Ciri Perusak Rumahnya
Pintu rumah didobrak. Ditaksir ada 40 orang dengan 20 di antaranya masuk ke dalam. Semua barang dihancurkan tanpa sisa. Oloan hanya bisa pasrah melihat rumahnya diobrak-abrik.
Surta Boru Hutahaean (58) gelisah. Pagi yang biasa diawali dengan santai sambil berdagang, berubah jadi tekanan psikis. Dia takut kehilangan tempat tinggal.
Surta kena imbas peristiwa bentrok antara anggota TNI dengan petugas parkir di kawasan pertokoan Arundina, Ciracas, Jakarta Timur pada Senin (11/12). Anak laki-lakinya, Iwan, diduga terlibat perkelahian dengan anggota TNI.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Kapan Panglima TNI menerima penghargaan? Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dianugerahi penghargaan Meritorious Service Medal dari Pemerintah Singapura.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Apa yang terjadi pada anggota TNI di Bekasi? Seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD) berinisial Praka S (27) tewas dengan luka-luka dan berlumuran darah di tubuhnya. Korban tewas setelah menjalani perawatan di Unit Gawat Darurat RSUD Kota Bekasi.
Senin sore, Iwan pulang ke rumah orangtuanya dan bertemu sang ayah, Oloan. Dia menceritakan keributan yang dialami di tempat parkir. Tapi Iwan mewanti-wanti agar si ibu tidak diberitahu. Alasannya, takut khawatir. Dia menceritakan kronologinya. Dia juga ingat betul ciri-ciri pelaku perusakan.
Hari berikutnya, gerombolan pria berambut cepak menggeruduk rumah Oloan dan Surta. Pucat wajah keduanya. Tidak hanya sekali kelompok itu datang.
"Kita sudah down. Tiga kali datang mereka puluhan, puluhan bolak-balik," tutur Oloan saat berbincang dengan Liputan6.com di depan kediamannya, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (13/12).
Psikologis Surta tak kuat menahan tekanan. Akhirnya, Oloan mengunci rapat kediamannya dan meminta sang istri mengungsi ke rumah saudaranya. Tinggal si kepala keluarga bersama menantu laki-laki yang menetap.
Malam hari sekitar pukul 22.00 WIB, massa yang lebih banyak datang ke rumahnya. Mereka mengamuk mencari Iwan, anak Oloan yang disebut-sebut ikut mengeroyok anggota TNI.
"Dia bilang anggota TNI, tapi enggak pakai seragam," jelas dia.
Massa yang membawa balok dan besi panjang memaksa masuk rumah. Karena takut, Oloan meminta mereka membuka baik-baik dengan menyerahkan kunci kediamannya. Tapi dibalas dengan bentakan.
Pintu rumah didobrak. Ditaksir ada 40 orang dengan 20 di antaranya masuk ke dalam. Semua barang dihancurkan tanpa sisa. Oloan hanya bisa pasrah melihat rumahnya diobrak-abrik.
"Anak saya sebenarnya enggak tinggal di sini. Sudah berkeluarga, punya anak satu tapi enggak diurusin. Diurus bibinya," kata Oloan.
Dia membayangkan rumah tersebut bakal dirobohkan. Fisik Oloan makin lemas. Selain belum makan, dia juga tidak tidur sejak malam sebelumnya lantaran memikirkan ulah si anak yang terlibat bentrok dengan TNI.
15 menit mencekam itu membuat Oloan tidak lagi bisa tidur malam itu. Sang istri, Surta baru datang subuh hari dan hampir pingsan melihat kondisi rumah yang dirusak.
"Kebayang rumah ini bakal diambrukin. Hilang gairah itu seharian itu. Takut sekali lah," beber Oloan.
Surta menambahkan, mereka hanyalah orang kecil. Dengan hilangnya mata pencaharian mereka yang hanya menjaga warung dagangan, hidup mereka kini serba bingung. Masih untung ada tetangga baik yang memberi makan.
"Pengennya ditangkapin lah. Modal saya habis, modal habis, jualan nggak bisa. Air galon saja yang utuh, gas, sama beras. Rokok saja habis, nggak tahu diambil apa gimana," keluh Surta.
Dia bahkan meminta Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto untuk turut menyoroti peristiwa tersebut. Jika terbukti anggota TNI yang melakukan, Surta berharap ada bantuan atau ganti rugi terkait pengerusakan itu.
"Minta diganti modalnya. Satu perabotan enggak ada utuh. Semua dihancurin. Alat masak nasi, makanan, dihancurin semua. Panglima TNI, kembali lagi lah saya jualan. TV lemari enggak bisa lagi dipakai. Daging 3 kilo yang buat dijual karena sudah dihancurin kulkasnya, busuk sendiri membau," ucapnya.
Lebih jauh, ada harapan kepada pengacara Hotman Paris Hutapea agar bisa mengawal kasusnya.
"Sebelumnya sudah telepon bang Hotman Paris tapi belum diangkat. Tapi kami pengen Bang Hotman bisa bantu kami. Bapak semarga dengan Bang Hotman. Hutapea," Surta menandaskan.
Kasus tersebut telah dilaporkan ke Polres Jakarta Timur pada Rabu (13/23). Hingga kini Iwan belum juga muncul. Jika keluarga menemukan, mereka siap membawa langsung ke pihak berwajib.
Oloan dan Surta pasrah dan menyerahkan sepenuhnya kasus itu ke polisi. Termasuk penegakan hukum para pelaku tindak pidana. Jangan sampai hanya anaknya yang diproses hukum, sementara pelaku pengerusakan rumah tidak dipermasalahkan.
Reporter: Nanda Perdana Putra
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Kapolsek Ciracas Masih Dirawat di RS Polri, Alami Memar & Nyeri di Perut
Kesaksian Orang Tua Diduga Pengeroyok Anggota TNI di Ciracas Rumahnya Dirusak Massa
Wiranto Soal Pembakaran Polsek Ciracas: Oknum yang Tidak Setia Pada Pemerintah
Polisi Kembali Tangkap Pelaku Pengeroyokan Dua Anggota TNI
Polri Minta Warga Tak Asal Tuding & Sebar Informasi Perusak Polsek Ciracas