Organisasi bisnis asal Belanda akan bimbing pengusaha muda Jabar
PUM sendiri namanya sudah dikenal di beberapa negara belahan dunia. Lembaga non profit ini kerap memberikan bantuan konsultasi dan pembinaan terhadap pelaku usaha kecil dan menengah (UKM).
Selain modal, kebanyakan pengusaha muda di Indonesia dihadapkan dengan sebuah masalah klasik yakni minim pengetahuan, pengalaman dan skill. Banyak mereka yang memutuskan terjun membuka usaha tapi pada akhirnya harus tumbang juga.
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Barat tak ingin generasi pengusaha patah arang hingga akhirnya mereka memutuskan untuk kerja lagi dengan orang lain. Untuk mengatasi itu, HIPMI melakukan terosoban dengan menjalin kerja sama dengan organisasi bisnis asal Belanda, Project Uitzending Manager (PUM).
Ketua HIPMI Jawa Barat Jodi Janitra mengatakan, saat ini anggotanya tersebar di seluruh daerah Jawa Barat sekitar dua ribu pengusaha. Sekitar 80 persennya merupakan Usaha Kecil Menengah (UKM).
"Semua anggota HIPMI, nanti bisa mendapatkan konsultasi dari PUM. Kami ingin mereka bisa mengakselerasi bisnisnya masing-masing," kata Jodi di Bandung, Senin (31/10).
PUM sendiri namanya sudah dikenal di beberapa negara belahan dunia. Lembaga non profit ini kerap memberikan bantuan konsultasi dan pembinaan terhadap pelaku usaha kecil dan menengah (UKM).
Atas dasar itulah HIPMI Jabar menggandeng PUM karena pengalamanan dalam memberikan bantuan pengetahuan pada seluruh UKM di dunia. PUM sendiri, memiliki 3 ribu ekspert ahli di bidang bisnis.
"PUM telah membantu 47 ribu UKM di dunia. Salah satunya, Indonesia yang jadi prioritas mereka," katanya.
Menurut Jodi, konsultan bisnis dibutuhkan bagi semua anggota HIPMI Jabar untuk menyiapkan persaingan global. Sebagai pengusaha kuliner, sebelum menjadi anggota HIPMI, perusahannya pun pernah di bimbing oleh PUM Belanda.
"Jadi PUM ini, kinerja mirip seperti konsultan," ucapnya.
Dari hasil konsultasi tersebut, kata dia, sebesar 40 persen produktivitas perusahaan naik. Padahal, tanpa ada investasi mesin.
"Jadi bimbingan yang dilakukan PUM adalah merubah, cara bepikir, alat, dan kemasan," katanya.
Jika ini berhasil bisa saja pola kerja sama di Jabar akan jadi pilot project nasional. "Jadi, kerja samanya bisa langsung dengan pusat dan bisa diterapkan se nasional," terangnya.
Senior Experts PUM, Jos Dorrestjin menyatakan, pihaknya akan menjalin kerja sama dengan HIPMI Jabar minimal dalam kurun waktu tiga tahun. Adapun target per tahunnya yakni membimbing 150 proyek pertahunnya.
"Ini program gratis, karena di subsidi oleh menteri perekonomian Belanda," kata Jos.
Setiap proyek bimbingan UKM, kata dia, dana yang dialokasikan sebesar Rp 60 juta. Namun, biasanya kalau pelatihan benar-benar digratiskan, UKM tak memiliki tanggung jawab.
"Jadi, UKM yang membiayai akomodasi. Programnya gratis kami yang membiayai," tandasnya.