Pabrik nata de coco berbahaya di Sleman buang limbah sembarangan
Warga mengeluh pabrik mengeluarkan bau tak sedap saban hari. Limbah juga masuk ke saluran air warga.
Warga di sekitar pabrik nata de coco berbahaya lantaran menggunakan bahan pupuk ZA di Godean, Sleman, Yogyakarta merasa terganggu dengan proses produksi saban hari. Sebabnya, bau limbah sisa pembuatan nata de coco mengeluarkan bau tidak sedap.
Raden Siswo Karto Wardoyo, salah seorang warga sekitar pabrik mengatakan, selama ini mereka sebenarnya keberatan dengan kegiatan pabrik pembuatan makanan fermentasi dari air kelapa itu. Tetapi karena kebanyakan pekerja juga berasal dari kampungnya, mereka tidak berani mengkritik.
"Baunya itu. Kalau pas ada angin terasa sekali, kita mau menolak tidak enak," kata Siswo saat ditemui di pabrik, Rabu (1/4).
Selain bau tidak sedap, limbah berupa cairan kental itu dibuang di pekarangan warga. Akibatnya, pohon pisang ditanam Siswo menjadi mati.
"Kalau musim hujan, limbah itu tercampur air, lalu masuk ke selokan dan juga kolam perikanan," tambah Siswo.
Sementara itu, Aryo, salah satu orang yang datang menonton olah Tempat Kejadian Perkara mengaku kasihan terhadap pemilik pabrik, Danang Ari Prasetya. Sebab menurut dua hanya baru buka sebulan tapi sudah bermasalah.
"Yang pemilik dulu, lima tahun di sini enggak ada masalah Ini baru satu bulan kena masalah, kasihan juga," kata Aryo.
Polres Sleman menggerebek pabrik pembuatan nata de coco milik Danang. Hal itu dilakukan setelah ada informasi dari warga terkait dengan pembuatan makanan itu menggunakan bahan pupuk ZA. Sejak penggerebekan, pabrik milik Danang pun berhenti beroperasi.