Padepokan tak terurus, Dimas Kanjeng ajukan penangguhan penahanan
Padepokan tak terurus, Dimas Kanjeng ajukan penangguhan penahanan. Alasan penangguhan, karena Taat Pribadi masih dibutuhkan di padepokan Dimas Kanjeng, Probolinggo, Jawa Timur. Kondisi padepokan yang didirikan pada 2007 silam nyaris tak terawat. Banyak pengikutnya yang masih bertahan di padepokan.
Kuasa hukum Dimas Kanjeng Taat Pribadi mengajukan penangguhan penahanan ke Mapolda Jawa Timur. Alasan penangguhan, karena pria yang mengaku bisa menggandakan uang itu masih dibutuhkan di padepokan Dimas Kanjeng, Probolinggo, Jawa Timur.
Kuasa hukum Taat Pribadi, Isa Yulianto mendatang Mapolda Jawa Timur di Jalan A Yani, Surabaya bersama rekannya, Andi Fajar. Ini adalah kali kedua mereka mengajukan surat penangguhan ke pihak kepolisian. Surat pengajuan pertama belum direspons.
Menurut Isa, pascapenahanan Taat beberapa waktu lalu, kondisi padepokan yang didirikan pada 2007 silam nyaris tak terawat. Banyak pengikutnya yang masih bertahan di padepokan meski telah disegel polisi.
"Sebagai upaya, kami juga mengajukan beberapa jaminan seperti Ketua Yayasan Dimas Kanjeng dan keluarganya. Jadi, penangguhan ini kita ajukan, agar padepokan bisa kembali berjalan seperti biasanya. Sebab beliau (Taat Pribadi) masih dibutuhkan," terang Isa kepada wartawan, Rabu (5/10).
Di tempat sama, Kasubdit I Keamanan Negara, Ditreskrimum Polda Jawa Timur, AKBP Cecep Ibrahim mengaku pihaknya tidak memiliki kewenangan menyetujui pengajuan penangguhan penahanan Taat Pribadi.
Cecep menyerahkan semua kewenangan kepada Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Anton Setiaji. Namun, kata Cecep, jika dilihat kasusnya, keinginan kuasa hukum Taat Pribadi tersebut sulit diwujudkan. Polisi masih membutuhkan keterangan Taat untuk melengkapi berkas penyidikan.
"Penyidik masih memerlukan keterangan yang bersangkutan. Apalagi, selain ada pidana dugaan pembunuhan dan penipuan, tidak menutup kemungkinan juga ada pasal penyucian uang," ungkap Cecep.
"Kita masih melakukan pendalaman. Ini masih dalam proses. Sekarang bisa kita bayangkan, harta banyak seperti itu didapat dari mana. Ini yang juga menjadi bahan penyidikan kami," tandas Cecep.
Seperti diketahui, Pimpinan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi dibekuk anggota Polda Jawa Timur beberapa waktu lalu. Taat yang dikenal mampu menggandakan uang miliaran rupiah milik pengikutnya itu, diduga otak pembunuhan Ismail dan Abdul Gani, yang merupakan anggota padepokan
Baca juga:
Padepokan Taat Pribadi di Samarinda, dipimpin bekas tukang reparasi
Barang milik Najemiah pemberian Dimas Kanjeng dibawa ke Polda Jatim
Meme lucu rama-ramai mengolok Dimas Kanjeng
Cari korban penipuan Dimas Kanjeng, Polda Sumsel sebar anggota
Polda Jatim sita rumah dan 5 mobil Dimas Kanjeng Taat Pribadi
Pilih 'setia' pada Dimas Kanjeng, Marwah Daud keluar dari MUI
Ada kebun binatang mini di dalam Padepokan Dimas Kanjeng
-
Siapa yang menemukan pendatang yang menjadi pemulung di Jakarta? "Ada juga yang beberapa waktu lalu ketemu ya kita pemulung segala macam. Kita kembalikan,"
-
Kapan Awaloedin Djamin meninggal? Awaloedin Djamin meninggal dunia pada usia 91 tahun, tepatnya pada Kamis, 31 Januari 2019 pukul 14.55 WIB.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Kenapa deskripsi penting? Tujuan dari teks deskripsi adalah untuk memberikan gambaran dan penjelasan kepada pembaca agar mereka memahami objek apa yang sedang dibahas atau dibicarakan dalam sebuah teks.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas