Pakar Tata Kota: Ruang kota di Banyuwangi tidak tumpang tindih
Dosen Planologi Universitas Trisakti ini juga mengatakan, Banyuwangi mampu mengendalikan struktur ruang kota dengan sangat baik.
Pakar Perkotaan, Yayat Supriyatna, mengapresiasi desain tata kota Banyuwangi, Jawa Timur. Menurut Yayat, dengan segala kekurangan yang ada, Banyuwangi cukup mampu mendesain tata kotanya dengan cukup baik.
Dosen Planologi Universitas Trisakti ini juga mengatakan, Banyuwangi mampu mengendalikan struktur ruang kota dengan sangat baik.
"Jadi tidak saling tumpang tindih. Saya dengar juga tidak boleh ada mall di dalam kota, itu bagus untuk memecah konsentrasi ruang sekaligus bagian dari pemerataan," ujar Yayat.
Yayat juga mengapresiasi penataan ruang di kawasan bandara di mana Pemkab Banyuwangi tidak memberikan izin mendirikan bangunan di sekitar bandara. Sehingga lansekap persawahan di sekitar bandara tetap terjaga.
"Itu bagian dari positioning. Karena untuk diferensiasi dengan bandara di kota lain, sehingga orang turun dari pesawat sudah langsung terasa keunikan Banyuwangi. Apalagi terminal bandaranya unik," paparnya.
Bahkan, Yayat tak segan untuk mengungkapkan, secara teoritis dirinya memang banyak memahami tentang konsep tata ruang, tapi secara praktik dia mengaku banyak belajar dari Banyuwangi.
"Karena mempraktikkan teori di daerah itu lebih sulit. Dan Banyuwangi relatif berhasil mempraktikkannya, tentu tidak terlepas masih adanya kekurangan-kekurangan," kata Yayat.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, pihaknya akan terus melakukan pengendalian tata ruang. Sejumlah kebijakan pun ditempuh Bupati Anas. Mulai dari membentuk Perda Rencana Detail Tata Ruang kawasan strategis, hingga membentuk peraturan bupati tentang aturan penertiban Izin Mendirikan Bangunan.
"Dalam perda tersebut diatur antara lain zona wilayah dan peruntukkannya. Misalnya kawasan perkotaan mana yang untuk kawasan bisnis, dan mana untuk pengembangan wisata. Pembangunan baru yang berada di jalan besar pun kami atur harus mundur lima meter dari badan jalan. Ini semua agar pengembangan kota ini bisa terkendali," jelas Anas.