Pandangan 'mimin' Kaskus soal geliat startup tanah air
Kata Andrew, memang tak bisa dipungkiri dengan menerima investasi bisa mempercepat pertumbuhan perusahaan.
Saat ini demam startup sedang melanda negeri ini. Setiap tahunnya, tumbuh para startup baru di industri digital. Dukungan pemerintah atas industri ini juga mulai terlihat keseriusannya.
Tumbuhnya startup di negeri ini, juga dilandasi dengan munculnya investor-investor yang mau merogoh koceknya baik perseorangan maupun kongsi melalui venture capital. Lazimnya, untuk mendapatkan pendanaan besar dari investor, para startup akan menghitung nilai perusahaan atau valuasinya.
Tren para startup berlomba-lomba mendapatkan kucuran dana, mendapatkan perhatian juga oleh pendiri sekaligus Chief Community Officer (CCO), Kaskus, Andrew Darwis. Menurut Andrew, sekarang ini para startup cenderung lebih mudah mendapatkan pendanaan dari para investor, berbeda saat era Kaskus dulu. Ia pun mengapresiasi kepercayaan para investor untuk membenamkan investasinya kepada startup.
Kata Andrew, memang tak bisa dipungkiri dengan menerima investasi bisa mempercepat
pertumbuhan perusahaan karena sokongan dana yang cukup besar. Traveloka dan Go-Jek misalnya, disebutkan jadi contoh startup sukses dalam memanfaatkan investasi yang diterimanya. Namun, kata dia, tren semacam ini juga menciptakan kekhawatiran tersendiri.
Tidak keliru rasanya jika diibaratkan seperti dua sisi mata pisau yang bisa berdampak positif dan negatif bagi para pelaku bisnisnya.
"Tapi kalau ini gak jalan, terus mati akhirnya imbasnya orang jadi takut ya. Kalau sekarang nih, Traveloka ya bisa dibilang udah unicorn nih, tapi kan sebenernya value itu gede tapi gak tahu bakalan profit apa gak. Ini yang sebenernya agak takut nih. Go-Jek juga iya. Valuasinya gede banget, tapi mereka kan masih subsidi. Tapi terlepas dari kekhawatiran saya itu, kalau startup memang harus seperti itu sih. Menjual mimpi," jelas Andrew kepada merdeka.com.
Untuk Kaskus sendiri, sejauh ini dikatakan dia belum membutuhkan investasi lagi setelah disuntik oleh Djarum pada 2011 silam. Selain itu juga, fokus Kaskus saat menerima pendanaan bukan hanya semata-mata uang saja, melainkan visi dan misi yang sama. Namun, ketika ditanya soal go public atau Initial Public Offering (IPO), itu beda urusan. Keinginannya tersebut saat ini masih berada dalam tahapan pertimbangan sebelum kemudian mengambil langkah Kaskus go-public.
"Kalau kita sih ke arah IPO itu, masih 50:50 ya. Karena mereka dari group (Djarum – red) sendiri bilang, mereka belum butuh duit. Tapi kita lihat situasilah, kalau kemungkinan bisa IPO, ya bagus juga ya. Soalnya kan belum ada perusahaan Indonesia yang dotcom itu masuk ke bursa saham. Harusnya memang ada yang benar dotcom perusahaan asal Indonesia yang bisa breakthrough itu," tandas Andrew.
Baca juga:
Andrew Darwis: Kaskus itu sudah seperti anak saya
Antara partai politik, Slank, dan Kaskus
Tertawa lepas Andrew Darwis cerita kejadian lucu di Kaskus
'Kami perlu effort lebih karena bersaing dengan Facebook dan Google'
Andrew Darwis, sosok di balik sukses Kaskus
Tugas kuliah yang berbuah manis
-
Kapan Indonesia merdeka? Hari ini, tepat 78 tahun yang lalu, Indonesia menyatakan diri sebagai sebuah negara merdeka.
-
Pajak apa yang diterapkan di Jakarta pada masa pasca kemerdekaan? Di dekade 1950-an misalnya. Setiap warga di Jakarta akan dibebankan penarikan biaya rutin bagi pemilik sepeda sampai hewan peliharaan.
-
Cerita lucu apa yang dibagikan oleh merdeka.com? Untuk itu, berikut merdeka.com membagikan kumpulan beberapa cerita lucu dilansir dari berbagai sumber, Jumat (19/1/2024):
-
Kapan Singapura merdeka? Singapore Independence Day was on the 9th of August 1965.
-
Kapan Malaysia merdeka? Negara monarki konstitusional ini baru memperoleh kemerdekaannya pada 31 Agustus 1957.
-
Siapa yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia? Bukan hanya tanggal yang kita rayakan, tetapi semangat dan cita-cita yang diwariskan oleh para pahlawan. Merdeka! Selamat HUT RI ke-79!