Panen Bergeser, Mendag Tak Bisa Pastikan Harga Beras Turun Dalam Waktu Dekat
Pemerintah terus berupaya mengatasi kelangkaan dan mahalnya harga beras.
Beras lokal medium dari awalnya Rp 55 ribu menjadi Rp 80 ribu.
Panen Bergeser, Mendag Tak Bisa Pastikan Harga Beras Turun Dalam Waktu Dekat
- Harga Beras Mulai Turun, Tapi di 8 Provinsi Ini Masih Tinggi
- Beras Masih Mahal, Pemerintah Diminta Segera Stabilisasi Harga Pangan
- Pemerintah Jamin Harga Beras Turun Mulai Maret, Begini Penjelasannya
- Pemerintah Bantah Kenaikan Harga dan Kelangkaan Beras Akibat Program Bansos Pangan, Begini Penjelasannya
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyatakan belum bisa memastikan turunnya harga beras dalam waktu dekat ini. Sebab harga beras bergerak naik dampak produksi lumbung padi menurun.
"Panen raya yang harusnya terjadi pada Januari-Maret tahun ini bergeser menjadi Maret-Mei mendatang. Sehingga barangnya langka dan sulit, harganya naik. Itu kira-kira sebabnya," kata Zulkifli Hasan saat meninjau stok dan harga beras di Pasar Bulu, Semarang, Selasa (20/2).
Dia juga menemukan adanya kenaikan harga beras premium saat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkeliling ke sejumlah daerah di Indonesia.
"Saya keliling ke mana-mana di Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bekasi sama Pak Presiden waktu itu, memang beras premium, beras lokal harganya naik. Sampai hari ini masih bergerak naik," ungkapnya.
Di Pasar Bulu, harga beras premium yang sebelumnya Rp 70 ribu per 5 kilogram menjadi Rp 85 ribu setiap 5 kilogram. Beras lokal medium dari awalnya Rp 55 ribu menjadi Rp 80 ribu. Kenaikan itu terjadi dalam kurun satu bulan terakhir.
Dia mengatakan, pemerintah terus berupaya mengatasi kelangkaan dan mahalnya harga beras. Langkah yang telah berjalan yaitu dengan membanjiri beras merek dagang program Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) dari Perum Bulog.
Harga beras SPHP yang digelontorkan ini sebesar Rp 10.900 per kilogram atau Rp 54.000 per 5 kilogram. Menurutnya, kualitas beras Bulog bersubsidi tersebut tidak kalah dengan beras premium.
"Jadi konsumen, masyarakat bisa alternatif, kalau ini mahal sekali, bisa beli beras subsidi yang kualitasnya tidak kalah. Oleh karena itu Bulog membanjiri. Saya lihat di pasar tradisional dan modern ada beras SPHP dari Bulog," jelasnya.
Zulhas tak bisa menjanjikan penurunan harga beras premium karena pasokannya menipis. Pemerintah hanya dapat memberikan solusi dengan beras SPHP yang harganya terjangkau.
"Beras yang di suplai oleh pemerintah itu Bulog dijamin harganya tidak naik dari dulu sama terus. Kalau harga premium kan harga beras lokal bagaimana turun orang barangnya kurang," tutupnya.