Panen raya di lumbung cengkih Buleleng
Tahun ini merupakan panen raya cengkih di Buleleng. Harga cengkih kering tahun ini mencapai Rp 95 ribu per kg. Tahun kemarin harganya Rp 100 ribu. Dalam satu pohon cengkih bisa menghasilkan sekitar 50 atau 70 kg cengkih kering.
Setelah mentari terbit dari ufuk timur, para buruh petik cengkih bergegas memanjat pohon tinggi menjulang dengan menggunakan tangga bambu yang diikat kuat pakai tali tampar.
Di atas rimbun pohon, tangan mereka dengan tangkas memetik tangkai bunga cengkih, lalu dimasukan dalam plastik yang memanjang dari atas pohon. Kemudian, mereka kumpulkan hasil petik tangkai bunga cengkih ke dalam karung.
-
Kenapa Pemilu di Indonesia penting? Partisipasi warga negara dalam Pemilu sangat penting, karena hal ini menunjukkan dukungan dan kepercayaan terhadap sistem demokrasi yang berlaku.
-
Apa itu Patung Perawan Sunti? Mengutip laman disbudpar.cirebonkota.go.id, Senin (4/12), patung itu diketahui bernama Perawan Sunti. Dahulu keberadaannya terletak di depan salah satu pintu gua, dan kini dipindahkan agar lebih aman.Patung Perawan Sunti menyerupai sosok perempuan yang tengah duduk setengah bersila, dengan warna abu-abu bercampur putih.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Kapan Tangkuban Perahu buka? TWA Gunung Tangkuban Parahu, dibuka setiap hari. TWA Gunung Tangkuban Perahu buka mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore, dengan jam terakhir masuk pukul 16.00.
-
Kapan Persebaya bertanding melawan Persita? Bermain di Stadion Indomilk Arena, Tangerang, pada Jumat (23/2/2024), Tim Bajul Ijo, julukan persebaya, berhasil menahan imbang Persita dengan skor 1-1.
-
Di mana lokasi Patung Perawan Sunti? Gua Sunyaragi jadi salah satu ikon sejarah tersohor di Cirebon. Lokasinya persis di jalur bypass menuju perbatasan Jawa Tengah.
Begitulah aktivitas para buruh petik cengkih di kebun seluas 75 are milik Ketut Nara (50) di Dusun Witajati, Desa Selat, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali.
"Di Desa saat ini serentak panen raya cengkih," ujar Ketut Nara yang sudah sejak tahun 1994 menjadi petani cengkih, Sabtu (21/7) kemarin, saat ditemui merdeka.com di kebun miliknya.
Ketut Nara, menyampaikan dirinya mempunyai luas lahan kebun 1 hektare. 75 are ditanami 152 pohon cengkih dan sisanya ditanami buah durian, kakao (coklat) dan manggis. Dalam tahun ini, menurutnya adalah panen raya yang cukup baik. Setelah pada tahun lalu 2017, banyak yang gagal panen di wilayah Buleleng, Bali.
"Kalau tahun lalu, cengkih di kebun hanya menghasilkan 90 kilogram. Karena cuacanya kurang bagus karena sering hujan. Sehingga, proses bunga cengkihnya gagal. Tapi pada tahun ini, saya perkirakan mencapai 1.300 kilo gram bunga cengkih," ujarnya.
Harga cengkih kering tahun ini mencapai Rp 95 ribu per kg. Tahun kemarin harganya Rp 100 ribu. Dalam satu pohon cengkih bisa menghasilkan sekitar 50 atau 70 kg cengkih kering.
"Karena di tahun 2017 itu panennya agak menurun. Kalau sekarang panen raya karena iklimnya yang bagus. Dalam panen ini, saya perkirakan mendapatkan Rp 120 juta. Tetapi dari 15 persen hasil itu, saya kembalikan ke alam untuk biaya operasional merawat pohon cengkih. Sisanya buat sehari-hari dan biaya anak sekolah," ujar pria yang memiliki dua anak ini.
Untuk proses cengkih ini, pada pagi hari memetik tangkai bunga cengkih, dan malam memilah atau memisahkan bunga dari tangkainya. Selanjutnya dijemur selama empat hari hingga kering.
"Kalau cuaca terus baik, selama empat hari sudah kering. Untuk penjualnya di sini ada juragannya atau pengepulnya. Kalau buruh petiknya itu saya bayar perkilo gramnya Rp 5.000," ujarnya.
Sementara, Wayan Mare (64) yang merupakan petani cengkih sejak tahun 1978, menyampaikan bahwa tahun ini di desanya sedang panen raya cengkih. Wayan menceritakan, bahwa dirinya memiliki tiga hektare kebun cengkih dengan sebayak 750 pohon.
"Kalau saya tiga hektare, satu hektarenya 250 pohon, jadi semuanya 750 pohon. Kalau tahun kemarin ini, gagal panen karen curah hujan. Kalau tahun ini, kita harus mesyukuri karena panen raya," ujarnya.
Wayan memperkirakan dalam tahun ini, di kebun cengkih miliknya dalam satu hektare bisa menghasilkan 2 ton lebih.
"Kalau sekarang saya perkiraan bisa menghasilkan 7 ton cengkih. Dalam satu pohonnya itu tergantung ukurannya, jika tinggi bisa menghasilkan cengkih 200 kg, kalau kecil bisa mencapai 100 atau 70 kg. Untuk dijualnya ke pengepul di Kota Singaraja dan menjualnya bebas," bebernya.
Tak banyak yang tahu, bahwa Buleleng merupakan lumbung cengkih. Di Desa Selat, selain mempunyai hutan lindung yang luas, juga terlihat adanya perbukitan yang ditanami kopi, cengkih dan kakao (coklat) serta tumbuhan lainnya.
Made Artawan selaku perbekel Desa Selat atau Kepala Desa, menjelaskan bahwa Desa Selat dalam ketinggian permukaan laut mencapai 200 atau 900 meter. Sementara, untuk iklim cuacanya termasuk sedang tidak terlalu panas atau pun dingin. Sehingga, segala tanaman yang ditanam akan tumbuh subur.
"Makannya untuk pertanian di Desa Selat, semuanya serba cocok. Mulai dari cengkih, coklat, kopi, buah mangga dan lainnya," ucapnya.
Artawan juga menjelaskan, untuk jumlah penduduk di Desa Selat mencapai 8.335 jiwa yang terbagi dari tujuh Dusun. Namun, untuk penghasil cengkih di Desa Selat berada di Dusun Dwijati, Sekar Sari dan Dusun Gunung Sekar.
"Kalau penghasil cengkih yang cukup bagus ada di Dusun itu. Kalau masyarakat kami sebagian besar petani hampir 80 persen, khususnya petani cengkih," ujarnya.
Sementara Nyoman Genep, selaku Kepala Dinas Pertanian, Kabupaten Buleleng, Bali, saat ditemui di tempat yang sama, setelah meninjau panen raya menjelaskan, bahwa Kabupaten Buleleng adalah basis pertanian.
"Kalau kita cermati di Kabupaten Buleleng, sumbangsihnya dari sektor pertanian yang sangat besar. Terutama di perkebunan paling tinggi, untuk serapan tenaga kerjanya hampir 32 sampai 38 persen yang bekerja di perkebunan atau sektor cengkih," ujarnya.
Nyoman juga menyampaikan, di Buleleng hampir 50 persen kawasan perkebunan cengkih. Agar produksi cengkih terus baik dan berkembang, khususnya di Desa Selat. Dari pihaknya akan terus mensosialisasikan tentang cengkih agar terhindar dari serangan penyakit jamur putih. Sehingga produksi cengkih terus membaik dan berkembang.
"Hal itu adalah upaya-upaya penanganan kita. Kemudian, kita akan terus meningkatkan bagaimana peran petani atau kelompok petani bisa penanggulangan penyakit. Sehingga terus kita bina, dan harus kita sadari tanaman cengkih menjadi tulang punggung pendapatan daerah dan penyerapan tenaga kerja," ungkapnya.
"Maka untuk ke depannya akan terus dikembangkan. Pemerintah terus berupaya dalam bantuan pembenihan rehabilitasi dan sertifikasi. Kemudian, bagaimana membina pemupukan dan sebagainya. Karena petani cengkih, harus terus berkelanjutan," tambah Nyoman.
Nyoman juga mengungkapkan, tahun 2016 dan 2017, produksi cengkih di Buleleng sempat anjlok karena pengaruh cuaca. Sehingga, bunga cengkih gagal panen. Namun pada tahun 2018 ini, adalah panen raya, dan di beberapa desa penghasil cengkih saat ini cukup kewalahan untuk mencari buruh petik tangkai bunga cengkih.
"Untuk produksi cengkih di Buleleng itu di tujuh Kecamatan dan kurang lebih luas lahan 7.800 hektare. Untuk produksi dari tahun 2015, itu menurun sampai 2017 kemarin. Kalau di tahun 2015 itu hampir 4 ribu lebih ton (cengkih). Kalau di tahun 2017 itu tercatat hampir 251 ton lebih. Hal itu, terjadi karena faktor musim hujan yang lebat dan berpangaruh terhadap pembungaan cengkih," tutupnya.
Baca juga:
Menteri Hanif tegaskan jumlah TKA di Indonesia masih proporsional
Menpora: Piala Dunia bisa dimanfaatkan untuk sosialisasi Asian Games
Paus seberat 10 ton mati terdampar di Pantai Buleleng
Jagal di tempat, maling sisakan badan dan kepala Sapi milik warga di Buleleng
60 HP milik para narapidana Lapas Singaraja dibakar
Banjir bandang dan tanah longsor di Buleleng, puluhan rumah rusak