Panglima TNI: Insiden KRI Nanggala-02 Jadi Waktu Tepat Evaluasi Alutsista
“Insiden ini menjadi pelajaran yang berharga buat kita semua bahwa tugas seorang prajurit TNI mengandung risiko sangat tinggi," kata Panglima TNI.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyatakan musibah tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 menjadi momentum yang tepat untuk mengevaluasi alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI AL. Hal itu disampaikan Panglima dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR RI.
“Saat ini menjadi waktu yang tepat untuk melakukan evaluasi tentang kondisi alutsista TNI khususnya kapal selam yang dimiliki TNI AL. Dan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk melanjutkan modernisasi kapal selam,” kata Panglima, Kamis (6/5/2021).
-
Kapan KRI Nanggala (402) dinyatakan tenggelam? KRI Nanggala kemudian dinyatakan tenggelam pada Sabtu, 24 April 2021 oleh TNI AL setelah ditemukannya puing-puing yang diduga berasal dari kapal selam tersebut.
-
Siapa yang memimpin KRI Nanggala (402) saat tenggelam? Saat dilaporkan hilang, KRI Nanggala membawa 53 orang yang terdiri dari 49 awak, 1 komandan, dan 3 spesialis senjata. Kolonel Harry Setyawan merupakan awak yang memiliki pangkat tertinggi. Kapal ini juga diawaki oleh Letkol Heri Oktavian sebagai komandan kapal selam.
-
Apa yang terjadi pada KRI Nanggala (402) pada 21 April 2021? KRI Nanggala 402 hilang kontak pada Rabu, 21 April 2021 saat melakukan latihan penembakan torpedo di Laut Bali bersama 53 awaknya. KRI Nanggala kemudian dinyatakan tenggelam pada Sabtu, 24 April 2021 oleh TNI AL setelah ditemukannya puing-puing yang diduga berasal dari kapal selam tersebut.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Kapan HUT Korps Marinir TNI AL diperingati? Setiap tanggal 15 November diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Korps Marinir TNI AL.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
Hadi menyampaikan bahwa tenggalamnya KRI Nanggala menjadi pelajaran berharga bagi bangsa Indonesia, terlebih publik menjadi lebih paham risiko tinggi para prajurit kapal selam saat bertugas.
“Insiden ini menjadi pelajaran yang berharga buat kita semua bahwa tugas seorang prajurit TNI mengandung risiko sangat tinggi. Di samping untuk menghadapi musuh, juga harus menghadapi kondisi alam yang bukan menjadi ruang hidupnya. Sebagaimana yang dialami oleh para awak kapal selam,” ungkapnya.
Menurut Panglima TNI, insiden tersebut tersebut tidak hanya menghilangkan alutsista strategis TNI, akan tetapi juga merenggut nyawa 53 prajurit terbaik kapal selam.
Oleh karena itu, pemerintah telah memberikan penghargaan atas pengabdian para prajurit berupa kenaikan pangkat 1 tingkat lebih tinggi dan tanda jasa bintang Jalasena.
“Selain itu, pemerintah turut memberikan beasiswa kepada seluruh putra putri prajurit sampai tingkat Strata-1. Seluruh hak waris juga telah diberikan kepada keluarga prajurit,” tandasnya.
Reporter: Delvira Hutabarat
Baca juga:
Bahas KRI Nanggala 402, DPR Gelar Rapat Bareng Panglima TNI dan Kasal
CEK FAKTA: Hoaks Foto Temuan Sajadah Utuh Saat Pencarian KRI Nanggala 402
Kolonel Iwa Kartiwa Ternyata Adik Pensiunan Jenderal Polisi, Pernah Maju di Jabar
Kolonel Iwa Kartiwa Ungkap Penyebab Penyakit, Syaraf Kejepit bukan Akibat Radiasi
6 Insan Persandian yang Gugur dalam KRI Nanggala-402 Dianugerahi Adibhakti Sanapati