Panglima TNI: Jangan Bangga dengan Keberhasilan Masa Lalu Sehingga Terjebak
"Kita lihat peristiwa besar tahun 89 (akhir perang dingin). Dengan intro wind of change. Diulangi dari awal biar nyanyi bersama. Karena ini bagian dari bentuk sinergitas," tutur Hadi
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengangkat pentingnya melakukan perubahan sesuai dengan kemajuan era modern. Di sela-sela itu, dia mengangkat lagu dari Scorpions berjudul Wind of Chance.
"Kita lihat peristiwa besar tahun 89 (akhir perang dingin). Dengan intro wind of change. Diulangi dari awal biar nyanyi bersama. Karena ini bagian dari bentuk sinergitas," tutur Hadi di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (28/1/2020).
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Kapan Panglima TNI menerima penghargaan? Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dianugerahi penghargaan Meritorious Service Medal dari Pemerintah Singapura.
-
Di mana Marsda TNI Deni Hasoloan lahir? Deni Hasoloan Simanjuntak lahir di Bandung, Jawa Barat, 22 Juli 1973.
-
Bagaimana reaksi para prajurit TNI saat Kasad Maruli menang adu panco? Beberapa penonton yang memberikan dukungan kepada Kasad pun puas dengan sorakan yang sebelumnya mereka teriakkan.
-
Apa nama penghargaan yang diterima Panglima TNI? Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dianugerahi penghargaan Meritorious Service Medal dari Pemerintah Singapura.
-
Siapa yang memberikan pembekalan kepada calon perwira remaja TNI-Polri? Menteri Pertahanan sekaligus Presiden Terpilih Prabowo Subianto menghadiri pembekalan kepada calon perwira remaja TNI-Polri pada Jumat, 12 Juli 2024.
Hadi menyampaikan, Scorpion memberikan inspirasi lewat lagu tersebut dan mengajak untuk melakukan perubahan. Di Indonesia, penyanyi daerah pun sempat heboh dan membawa perubahan dan menjadi pemersatu generasi.
"Ada werewerewer ambyar. Ini yang menginspirasi Didi Kempot menjadi sahabat ambyar," jelas dia.
Menurut Hadi, dari masa ke masa sejak zaman peperangan di masa lalu, generasi perubahan selalu terbentuk. Mulai dari perang dunia pertama dan kedua, perang dingin hingga pasca perang dingin.
"Pada perang dingin lahirnya generasi X dan pasca-perang dingin, lahir generasi milenial. Di Indonesia sendiri sudah terjadi peristiwa besar setelah perang perbedaan 98 melahirkan generasi baru dan memiliki ciri sendiri. Artinya perubahan akan terus berlanjut," ujarnya.
Hadi juga mengangkat bagaimana Roald Amundsen asal Norwegia melakulan perubahan saat melakukan ekspedisi ke Antartika. Berbeda dengan Robert Falcon Scott asal Inggris yang mempertahankan gaya terdahulu.
"Inggris kita ketahui bahwa Inggris memegang sesuatu yang konservatif. Selalu menggunakan militer," kata Hadi.
Dalam perjalanan itu, lanjutnya, Amundsen melihat harusnya melakukan perubahan gaya penjelajahan dalam ekspedisi itu. Dia kemudian menyiapkan kereta ski yang ditarik oleh anjing huski hingga akhirnya berhasil mencapai Antartika dan menancapkan bendera Norwergia.
"Sementara Robert datang dengan kuda poni dan ski mesin. Yang terjadi, kuda poni yang membawa malah tidak bisa melewati es. 106 tahun kemudian ditemukan Robert, ketemu mayatnya termasuk pasukan dan makanannya. Ini kita harus belajar dan tidak terjebak dengan masa lalu. Hari ini tidak bisa dibandingkan dengan masa lalu," bebernya.
Meski begitu, Hadi menekankan perlunya menangkap arti dari setiap perubahan yang terjadi dalam setiap fenomena dan pergantian zaman.
"Kita tidak boleh hanya bangga dengan keberhasilan masa lalu sehingga terjebak. Sehingga sifat konservatif dipertahankan dan tidak menerima era perubahan," Hadi menandaskan.
Reporter: Nanda Perdan Putra
(mdk/ray)