Pantau Napi, Lapas Musi Banyuasin Bakal Gunakan Gelang Elektrik
Dia mengungkapkan, ide gelang ini muncul karena dirinya melihat kondisi di lapangan yang pada umumnya perhitungan napi dilakukan melalui absensi atau dengan cara-cara konvensional seperti buku catatan.
Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Sekayu, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, menerapkan penggunaan gelang elektrik untuk memantau setiap narapidana. Gelang berupa tag radio frequency identification (RFID) itu pertama kali diterapkan di Indonesia.
Kepala Lapas Klas IIB Sekayu Pudjiono Gunawan menjelaskan, gelang tersebut menjadi salah satu terobosan terbarunya guna meminimalisir adanya perpindahan atau penempatan kamar bagi napi tidak sesuai dengan database yang dimiliki. Gelang ini digunakan untuk menghitung jumlah penghuni dengan berbasis teknologi dalam rangka menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM).
-
Kapan patung kepala ular raksasa itu ditemukan? 'Kepala' ular raksasa warna-warni muncul dari bawah gedung fakultas hukum di salah satu universitas di Mexico City, Meksiko, setelah gempa mengguncang wilayah tersebut tahun lalu.
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
-
Kapan Rahmat mulai panen slada? Yang awalnya hanya panen 5 kilogram per hari, kini ia mampu sampai 1,9 ton per bulan. Profesi petani sebenarnya masih sangat prospek untuk didalami, terutama bagi kalangan muda. Jika ditekuni, bukan tidak mungkin bisa menghasilkan keuntungan berlipat seperti seorang pemuda asal Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah bernama Rahmatul Hafid. Rahmat awalnya mencoba peruntungan di bidang pertanian, bahkan dengan modal awal yang minim yakni Rp2 juta. Namun siapa sangka, hampir lima tahun menjalankan pertanian hidroponik slada produknya kini mampu terjual hingga 60 kilogram per hari.
-
Kapan bintang-bintang mati? Setiap Tahun, Ada Segini Bintang yang Mati di Galaksi Bima Sakti Bintang pun bisa hancur setiap tahunnya dan melakukan "regenerasi". Komposisi bintang di langit terus berganti seiring dengan perkembangan waktu.
"Ini baru pertama kali di Indonesia karena di Lapas atau Rutan manapun belum ada yang menerapkan dengan sistem seperti ini. Mudah-mudahan dengan adanya inovasi, Lapas IIB Sekayu yang merupakan pilot project, bisa diterapkan di seluruh Indonesia," katanya seperti dalam keterangan pers yang diterima merdeka.com, Selasa (28/4).
Dia mengungkapkan, ide gelang ini muncul karena dirinya melihat kondisi di lapangan yang pada umumnya perhitungan napi dilakukan melalui absensi atau dengan cara-cara konvensional seperti buku catatan. Dia mencoba membuat terobosan dengan berbasis teknologi agar semua perhitungan warga binaan bisa lebih akurat dan terkendali.
"Diberikan masing-masing penghuni. Gelang ini sebagai alat sensor untuk memverifikasi warga binaan apakah sudah benar berada di kamarnya atau belum, dan apakah nanti jumlah keseluruhan sudah lengkap sebanyak isi hari itu," jelasnya.
Ke depan, Pudji melanjutkan, pihaknya akan membuat gelang kaki elektrik yang terbuat dari besi untuk warga binaan yang bekerja di luar. Hal ini guna mengantisipasi warga binaan yang kabur akan dengan sangat mudah dilacak.
"Kami akan terus berusaha berinovasi untuk memudahkan petugas dan tentunya demi keamanan serta kenyamanan warga binaan," kata dia.
Sementara itu, programmer gelang elektrik Nur Widi menjelaskan, pengembangan sisi teknologi untuk penghitungan warga binaan karena pada implementasinya di lapangan banyak warga binaan sering keluar kamar sehingga membuat data antara sistem database pemasyarakatan dengan nyata fisik berbeda. Gelang ini menjadi solusi sehingga data di lapangan sesuai dengan database.
"Gelang ini dibuat dengan aplikasi mandiri, RFID rider yang kebetulan digunakan bentuk gelang karet. Ini disematkan kepada semua warga binaan dan kita tidak perlu khawatir karena ketika tertukar pun pada saat mereka di tag mereka akan ketahuan bahwa mereka itu bukan pemilik gelang yang sah," terangnya.
Selain itu, kelebihan gelang ini adalah tidak mudah rusak. Artinya tidak masalah jika dibawa mandi, mencuci, atau terbentur sekalipun. "Karena gelang ini berbasis radio frequency identification, mudah digunakan," pungkasnya.
Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin mengapresiasi terobosan Lapas Klas II B Sekayu yang sangat menjaga keberadaan warga binaan di Lapas, terlebih menjadi satu-satunya di Indonesia yang menerapkannya. Pemerintah setempat akan mensupport program positif utamanya dalam pembinaan warga binaan.
"Semoga terobosan ini nanti dapat menginspirasi Lapas-lapas lain di Indonesia yang tentunya memberikan kontribusi positif dan memudahkan mengawasi warga binaan," pungkasnya.
(mdk/fik)