Para ulama harap masyarakat terapkan saling hargai antar kelompok
Para umat beragama diwanti-wanti untuk tidak mudah terkecoh dan terpancing dengan isu-isu perpecahan agama. Karena diduga ada pihak tertentu mencoba untuk memecahkan para umat agama di Indonesia.
Rencana gelaran Silaturahmi Nasional (Silatnas) Ulama Rakyat di Jakarta pada Sabtu (12/11) besok, diharapkan bisa memperbaiki kondisi Indonesia. Terutama dalam menghargai antar kelompok dalam penerapan kehidupan masyarakat.
"Dalam silatnas kali ini kita menginginkan toleransi dan hubungan saling bantu serta menghargai antara kelompok satu dan kelompok lainnya tumbuh kembali. Saya harap, umat bisa menerapkan sikap ini dalam kesehariannya," kata Ketua Panitia Pelaksana Silatnas Ulama Rakyat, Rasta Wiguna dalam keterangannya, Jumat (11/11).
Rasta mewanti-wanti umat beragama untuk tidak mudah terkecoh dan terpancing dengan isu-isu perpecahan agama. "Karena mungkin ada pihak yang memang sengaja ingin merusak keharmonisan di Indonesia ini," tegasnya.
Menurut dia, acara digagas Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini akan dihadiri lebih dari 10 ribu ulama, kiai dan habib dari berbagai penjuru Tanah Air. Sehingga dia menganggap acara ini mendapat antusiasme besar dari para ahli agama.
Silatnas Ulama Rakyat juga ini akan dihadiri para ulama dan kiai dari kampung-kampung di seluruh Indonesia. Rasta memastikan acara berdoa untuk keselamatan bangsa Indonesia ini juga akan dihadiri ratusan Kiai Khos dari Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan daerah-daerah lainnya.
"Kita semua tentu menginginkan adanya situasi nyaman, sejuk serta kondusif di Tanah Air. Dengan kekuatan doa dari para ulama, kiai dan habib tentu kita meyakini dan berharap bangsa ini dapat keluar dari serangkaian persoalan yang sedang dihadapi. Dengan begitu kesejukan, kedamaian dan kenyamanan akan terwujud," ujarnya.
Para ulama dari berbagai daerah ini diharapkan mengerti tentang kondisi di tengah masyarakat saat ini. "Ulama-ulama yang lahir dan tumbuh di tengah-tengah rakyatnya tentu memahami benar penderitaan rakyat," tegasnya.
Beberapa kiai dan habib bakal hadir, di antaranya KH Munif Zuhri, KH Dimyati Rois, KH Sukhron Makmun, KH Muklas Dimyati, KH Usfuri, KH Abdul Aziz, KH Mukhlas Hanan, KH Nuh Adawani, Habib Muhsin Alatas, KH Abun Buayamin, KH Hasan Nuri KH Muhtadi Dimyati, KH Mas Mansur Tarsudi, KH Jeju Abdurrahman, KH Hamdan Masturiyah, KH Adang Badruddin, KH KH Busro Karim, dan KH Aun Buayani.
Selain itu, lanjut dia, ulama dan habib biasanya memahami ketakutan, kekecewaan, kepedihan serta keputusasaan dialami masyarakat. Kondisi seperti dianggap membangkitkan rasa kepedulian para ulama untuk duduk bersama mendoakan bangsa ini agar keluar dari derita tidak berujung.
"Seluruh ulama yang hadir dalam silatnas kali ini memiliki tanggung jawab atas kesusahan yang menimpa masyarakat. Untuk itu, para ulama selalu berpesan agar masyarakat Indonesia dapat hidup berdampingan meski berbeda ras, etnik, dan agama. Sikap toleransi antarumat beragama merupakan hal yang sangat penting untuk dijaga guna terciptanya kerukunan dan terwujudnya kesatuan dan persatuan bangsa," jelasnya.
Rasta berharap masyarakat dapat mencontoh Rasulullah SAW yang cinta terhadap kampung halamannya. Hal itu terlihat dalam ekspresi Rasulullah sewaktu memasuki kota Madinah sepulang dari luar kota. Melihat perbukitan Madinah, beliau mempercepat untanya.
Begitu pun setiap kali melihat Kabah, Rasulullah SAW mengangkat tangan dan mendoakannya. "Ini menunjukkan cinta Rasulullah SAW pada Tanah Airnya. Seseorang menggunakan akal pikirannya dengan baik, maka dia akan dapat mengenal Allah SWT dan berbagai hal yang terkait dengan nama serta sifat-sifatNya yang agung. Melalui akal, seseorang dapat beriman pada sejumlah kitab, rasul, dan malaikat-Nya, serta hari akhir," terangnya.