Pasca Sekolah Ambruk, Murid SD di Jombang Terpaksa Lesehan
Pihak sekolah khawatir, ruang kelas 2 ikut terdampak dan membahayakan murid, karena ruangannya berada di sebelah bangunan kelas 1 yang ambruk karena rapuh.
Puluhan murid kelas 2 SDN (Sekolah Dasar Negeri) Dukuhklopo, Kecamatan Peterongan, Jombang, terpaksa mengikuti kegiatan belajar mengajar secara lesehan di ruang perpustakaan. Hal itu, menyusul ambruknya bangunan ruang kelas 1 yang terjadi pada Minggu (10/11) kemarin.
Pihak sekolah khawatir, ruang kelas 2 ikut terdampak dan membahayakan murid, karena ruangannya berada di sebelah bangunan kelas 1 yang ambruk karena rapuh.
-
Bagaimana sekolah tersebut mendukung bakat anak-anak? Hilman mengatakan jika semua anak yang sekolah di sana selalu mendapatkan support untuk mengembangkan bakatnya. “Kan nggak dibatasi ya? Punya bakat apa itu bakal disupport ya?” tanya Hilman. “Iya,” jawab Boy.
-
Kapan kaki seribu sering terlambat sekolah? Soalnya kakinya banyak, jadinya kalau pakai sepatu kelamaan.
-
Di mana Sekolah Gendhis? Sekolah Gendhis berada di Magelang, Jawa Tengah.
-
Di mana jembatan gantung yang rusak itu berada? Akses jembatan gantung di Kampung Nangklak, Desa Margatirta, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak tampak memprihatinkan.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
-
Apa yang terjadi di halaman sekolah setelah gempa Tuban? Lebih dari satu sumber mata air tampak muncul dari sela-sela lantai paving. Munculnya fenomena air panas ini pun dibenarkan oleh Badrus, warga setempat.
Di ruang perpustakaan, para murid belajar dengan duduk lesehan beralas karpet warna merah dan bangku kecil layaknya anak sekolah play grup. Ada puluhan murid yang mengikuti Kegiatan belajar mengajar tersebut.
"Khawatir terdampak dari bangunan yang roboh, Sementara ini murid kelas 2 belajar di ruang perpustakaan," kata Kepala Sekolah SDN Dukuhklopo, Trimiati didampingi guru Sunaryo, Senin (11/11).
Gunakan Kelas Secara Bergantian
Pasca insiden ambruknya bangunan lokal kelas 1, pihaknya akan menata ruang kegiatan belajar mengajar siswa. Penataan itu, dengan menempati ruang kelas secara bergantian. Yakni, murid kelas 2 akan bergantian menempati ruang kelas 1 yang jam belajarnya pendek. Trimiati menyebut, total murid dua ruang 47 anak.
"Besok kembali kami tata, kelas 1 dan 2 bergantian. Murid kelas 2 Jumlah 32 anak dan murid kelas 5 jumlah 30 anak," ujarnya kepada Merdeka.com.
Sebelumnya, atap bangunan ruang kelas 1 SDN Dukuhklopo, Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang ambruk. Dalam peristiwa itu, tidak ada korban jiwa karena karena ruangan tersebut dalam keadaan kosong.
Sunaryo, salah seorang guru setempat menambahkan, ruangan kelas 1 yang ambruk, sudah tidak ditempati sejak dua tahun yang lalu, lantaran bangunannya rusak. Pihak sekolah sudah mengajukan rehab atau perbaikan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat.
Pihak SDN Dukuhklopo berharap dari kejadian ambruknya bangunan tersebut, dinas pendidikan segera mengambil tindakan untuk melakukan perbaikan agar tidak sampai mengganggu kegiatan belajar mengajar.
(mdk/fik)