Pastika tak habis pikir banyak orang mau jadi pengikut Dimas Kanjeng
Pastika tak habis pikir banyak orang mau jadi pengikut Dimas Kanjeng. Pastika menyebut para korban Dimas Kanjeng merupakan orang tersesat. Menurutnya mana mungkin orang bisa menggandakan uang.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika tak habis pikir sejumlah warganya turut menjadi korban penipuan Dimas Kanjeng Taat Pribadi dengan kerugian mencapai miliaran rupiah. Menurutnya cara mendapat kekayaan seperti itu salah.
"Kalau urusannya mau menambah kekayaan seperti itu (menggandakan uang), itu membuktikan masyarakat kita sedang tersesat," kata Pastika usai melantik pejabat struktural eselon II Pemprov Bali, di Denpasar, Jumat (7/10).
Menurut Pastika, secara garis besar ada tiga tipe manusia dalam menjalankan kehidupannya yakni yang hidup nyasar, hidup bayar dan hidup sadar.
"Ini korban penggandaan uang untuk orang-orang yang nyasar sebenarnya, dia tidak tahu dirinya siapa, mau ke mana, cita-citanya apa, enggak ngerti sehingga berada dalam kegelapan dan tersesat," ungkapnya.
Mantan Kapolda Bali itu menilai jika orang yang hidupnya sadar tentu tahu benar bahwa menggandakan uang itu jelas-jelas bisa terkena hukum pidana, dan bagaimana mungkin orang begitu saja bisa membuat uang.
"Ini untuk orang-orang yang menurut saya agak tersesat, mudah-mudahan bisa kembali ke jalan yang benar," seloroh Pastika.
Dia tidak memungkiri, menjadi kebebasan setiap orang untuk menjadi pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang memiliki padepokan di Probolinggo, Jawa Timur tersebut, entah itu profesinya sebagai PNS, TNI, Polri ataupun masyarakat umum.
"Tetapi harus tanggung jawab. Kalau Polri misalnya, dia tahu ini pidana, harus ditindak justru, bukan malah ikut di situ," kata Pastika.