Pejabat-pejabat yang pernah 'dikepret' Rizal Ramli
Rizal Ramli pernah mempopulerkan kata 'kepret' saat menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang Kemaritiman pada era Kabinet Kerja. Ucapan itu kerap dilontarkan saat melihat ketidakberesan sesuatu hal yang menjadi tanggung jawabnya.
Rizal Ramli pernah mempopulerkan kata 'kepret' saat menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang Kemaritiman pada era Kabinet Kerja. Ucapan itu kerap dilontarkan saat melihat ketidakberesan sesuatu hal yang menjadi tanggung jawabnya.
Tak jarang 'kepretan' dari Rizal menyerang pejabat-pejabat negara. Siapa saja mereka? Berikut ulasannya:
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Mengapa Rizal Ramli dijuluki "Rajawali Ngepret"? Masyarakat Indonesia pasti mengenal Rizal Ramli sebagai Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya. Namun, banyak juga yang mengenal Rizal Ramli sebagai sosok yang kritis terhadap sesuatu yang dianggapnya tidak berpihak pada kepentingan bangsa dan negara, sehingga dia mendapat julukan baru "Rajawali Ngepret".
-
Bagaimana Jusuf Kalla menilai dampak dari hukuman terhadap BUMN yang rugi? Kalau suatu kebijakan bisnis, langkah bisnis rugi cuma dua kemungkinannya, dia untung, dan rugi. Kalau semua perusahaan rugi, maka seluruh BUMN karya harus dihukum, ini bahayanya, kalau satu perusahaan rugi harus dihukum, maka semua perusahaan negara harus dihukum, dan itu akan menghancurkan sistem," ujar JK.
Sindir Sudirman Said
Saat menjabat sebagai Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli pernah menyindir Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) waktu itu Sudirman Said yang selalu mangkir saat rapat koordinasi. Padahal, Kementerian ESDM berada di bawah komando Kementerian Koordinator Kemaritiman. Sikap Sudirman tersebut, kata dia, bukan tanpa alasan. Sudirman Said merasa mendapatkan perlindungan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla. Sehingga, tak pernah ikut dalam rapat kebijakan di bidang kemaritiman.
"Karena dia mungkin merasa beking dia kuat. Ada menteri berkuasa, ada orang nomor dua juga," tegasnya dalam acara Rembug Nasional: Satu Tahun Pemerintahan Jokowi-JK: Kedaulatan Pangan, Pembangunan Energi dan Keunggulan Maritim di Jakarta, Selasa (20/10).
Perseteruan Rizal Ramli dan Jusuf Kalla
Saat itu soal target pemerintah yang ingin membangun pembangkit listrik 35.000 megawatt. Rizal menilai target itu terlalu sulit dicapai. Bahkan, dia menilai bahwa proyek yang dicanangkan Jokowi hingga 2019 itu tak masuk akal.
Wakil Presiden Jusuf Kalla gerah dengan pernyataan Rizal Ramli tersebut. Jusuf Kalla juga menegaskan agar setiap menteri harus memahami setiap perkara sebelum mengeluarkan pernyataan atau komentar. "Oh malah kalau begitu mengurangi kewibawaan Presiden, karena yang resmikan kan Presiden, bukan saya. Policy pemerintah, Pak Jokowi yang meresmikannya, berarti memandang kurang pantas Pak Jokowi kalau gitu, kan. Tapi begini, tentu sebagai menteri harus pelajari dulu sebelum berkomentar. Memang tidak masuk akal, tapi menteri harus banyak akalnya, kalau kurang akal pasti tidak paham itu memang," kata JK di Gedung MPR, Senayan, Jakarta, Selasa (18/8/2015).
Mendengar sindiran dari JK tersebut, ternyata tak membuat Rizal takut. Bahkan, dia menantang JK untuk berdiskusi di depan umum. "Gini, kalau mau paham minta Pak Jusuf Kalla ketemu saya kita diskusi di depan umum, ya," kata Rizal.
Pelindo II
Rizal Ramli pernah menyemprot Pelindo II karena membeton rel kereta api sehingga pelabuhan tak bisa dimasuki kereta. Saat itu dita tegas meminta Dirut Pelido II saat itu RJ Lino untuk membongkar beton tersebut.
"Karena mungkin bisnisnya kan kalau ada kereta api bisa berkurang. Sebab itu kami mau tegas, kali ini tidak ada lagi penolakan. Kalau menolak kita kepret! Esensinya harus ada jalur KA ke lokasi unloading," kata Rizal yang ditemui di Kantornya, Jakarta, Selasa (25/8/2015).
Minta Mendag diganti
Rizal Ramli mengomentari silang pendapat antara Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita dengan Dirut Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) terkait penyimpanan beras impor. Menurut dia, sudah saatnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertindak tegas mengganti Mendag.
"Saya imbau Presiden Jokowi untuk bersikap. Sudah jelas kok angkanya yang benar. Enggak bisa biarkan Enggar kayak gini, petantang-petenteng kayak gini. Sudah waktunya diganti. Saya minta Jokowi tegas. Orang Mendag nya enggak mutu " kata Rizal di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (20/9).
Surya Paloh dituding di balik kebijakan impor gula
Perseteruan Rizal Ramli dengan Partai NasDem berawal pernyataan Rizal Ramli dalam program Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, 4 September 2018, dan program Indonesia Business Forum di tvOne pada 6 September 2018. Rizal mengatakan Presiden Jokowi tak berani menegur dan menekan Ketua Umum NasDem Surya Paloh dalam kaitan impor gula, garam, dan beras.
Rizal Ramli meminta Jokowi untuk tegas dan berani menekan Surya Paloh. Akibat pernyataan ini jadi berbuntut panjang. Rizal diancam dilaporkan polisi.
(mdk/has)