Pekerja sawit di Kalteng tembak mati Orangutan
Pekerja sawit di Kalteng tembak mati Orangutan. Orangutan itu ditembak usai menerobos perkebunan sawit.
Satwa Orangutan di Kalimantan kian terancam. Di kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, satwa Orangutan diburu dan dibunuh oleh warga diduga terjadi di areal sebuah kebun sawit PT SP, di desa Tumbang Puroh, kecamatan Sei Hanyo, Kapuas, Kalimantan Tengah.
Keterangan diperoleh merdeka.com, peristiwa memilukan itu terjadi 28 Januari 2017 lalu. Seorang pekerja sawit yang sedang melangsir buah sawit melihat di areal kerjanya, individu Orangutan dewasa masuk ke area kebun dan dikejar Orangutan lainnya.
"Jadi, warga yang sedang melangsir sawit itu jadi saksi pertama lihat Orangutan masuk ke dalam kebun," kata seorang sumber warga, yang meminta namanya tidak dipublikasikan, Selasa (14/2) malam.
Karyawan sawit lantas tiba di camp Tapak, dan bercerita dengan rekan kerja lainnya yang berada di camp Tapak dan juga warga desa sekitar camp. Belakangan, mereka yang ada saat itu, malah berkeinginan untuk mencari keberadaan Orangutan itu, dengan saksi pertama kali dari karyawan kebun sawit.
"Setelah itu, tiba di area F11 dan F12 kebun sawit, rombongan pencari dari pekerja di camp dan warga desa, bertemu kembali dengan Orangutan yang dilaporkan masuk ke areal kebun," ujar warga itu.
"Saat berada di lokasi dan melihat Orangutan, mereka bersiap dengan senjata angin rakitan yang dibawa dan digunakan untuk menembak Orangutan itu, dibantu beberapa karyawan lainnya," sebut warga itu.
Informasi peristiwa itu, juga sudah diketahui oleh Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS). Mereka juga menerima informasi yang sama, persis dengan kronologi yang didapat merdeka.com. Bahkan, BOS juga sudah mengklarifikasi ulang kepada si pemberi informasi.
"Benar, kita terima informasi yang sama, itu tanggal 13 Februari 2017 kemarin ya. Awalnya kita tidak kenal orangnya, dan kita sudah konfirmasi dan ketahui identitas pemberi informasi," kata Koordinator Komunikasi dan Edukasi Yayasan BOS Nyaru Menteng, Monterado Fridman, saat dikonfirmasi merdeka.com.
Diterangkan Monterado, peristiwa itu benar-benar memilukan. Informasi peristiwa itu, telah didiskusikan di internal yayasan BOS Nyaru Menteng. Mengingat keterbatasan wewenang, BOS lantas meneruskan informasi itu ke tim penegakkan hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Gakum LHK) Kalteng.
"Tanggal 19 Februari, dijadwalkan rapat koordinasi pembentukan tim penelusuran ke lokasi. Ini benar-benar memprihatinkan," demikian Monterado.
Usai ditembak mati dan dibantai di areal kebun sawit, satwa primata Kalimantan itu, juga diperlakukan lebih sadis. Bangkai orangutan dibawa ke camp Tapak, untuk dikuliti, lalu dipotong-potong.
"Informasi yang sama kamo terima ya, beserta foto-foto juga. Diduga daging itu dipotong-potong untuk dikonsumsi oleh warga setempat," kata Monterado.
Dari foto-foto yang diterima merdeka.com dari seorang warga Kapuas, memang terlihat aktivitas memasak warga setempat. Bukannya memasang daging seperti biasa, di dalam panci itu terlihat bagian potongan tubuh orangutan yang sebelumnya ditembak mati di areal kebun sawit.
"Melihat foto di dalam panci itu, membuat kami dari BOS, teramat sangat kesal. Kami akan terus mengawal peristiwa ini, meski terjadi 28 Januari," ujar Fridman.
Masih diterangkan Fridman, pascapenembakan mati orangutan nahas itu, belum diketahui lokasi pembuangan tengkorak dan sisa tubuh orangutan. Informasi itu sendiri telah diteruskan ke Gakkum LHK Kalimantan Tengah, yang akan membentuk tim penelusuran di lokasi pada 19 Februari 2017 mendatang.
"Sikap kami bahwa kami, BOS, sangat mengutuk keras peristiwa itu. Kami minta pelaku yang tega melakukan itu, diusut tuntas dan ditindak dengan sanksi hukum seadil-adilnya, mengacu pada Undang-undang No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem," tegas Fridman.
-
Bagaimana orangutan menunjukkan kecerdasannya? Para peneliti mengamati bagaimana orangutan dengan cekatan menggunakan alat improvisasi dari lingkungan sekitarnya dan membangun struktur serupa untuk mendapatkan perlindungan dari hujan. Tingkat adaptasi dan pemahaman 'mengapa' ini menjadi sorotan unik dari kecerdasan orangutan.
-
Kapan garis keturunan Gigantopithecus terpisah dari orangutan? Garis keturunan kera besar diketahui berpisah dari sepupunya itu sekitar 12 juta-10 juta tahun lalu, kata peneliti.
-
Kapan video orangutan kurus itu viral? Viral video 28 detik memperlihatkan dua Orangutan induk dan anaknya dalam keadaan kurus beredar sejak Rabu 20 September 2023 di grup WhatsApp maupun media sosial.
-
Kenapa orangutan induk itu diduga sakit? "Jadi, induk Orangutan yang kita amankan dan selamatkan ini, kecurigaannya punya penyakit," Ari menambahkan.
-
Di mana Orang utan Tapanuli bisa ditemukan? Mengutip indonesia.go.id, Orang utan Tapanuli ini hanya bisa ditemukan di ekosistem Batang Toru. Berada di 3 kabupaten, yaitu Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan.
-
Bagaimana cara tim di lapangan mengevakuasi induk Orangutan? "Tim di lapangan berhasil evakuasi induknya hari Sabtu sekitar jam 9 pagi. Tapi anaknya, saat tim mengevakuasi, memisahkan diri dari induknya dan masuk cepat ke dalam hutan," kata Kepala BKSDA Kalimantan Timur, Ari Wibawanto, dikonfirmasi merdeka.com, Senin (25/9).
Baca juga:
'Rumahnya' digusur, orangutan ini kelaparan hingga rusak kebun nanas
Aktivis Orangutan Aceh tolak pembangunan geothermal di Leuser
Sejak 2012 hingga Desember, 251 Orangutan kembali dilepas ke hutan
Bicara soal kandang orang utan di FB, Singky dituntut 1 tahun bui
Bicara soal kandang orang utan di FB, Singky dituntut 1 tahun bui
BKSDA Kalbar evakuasi orangutan betina yang terjerat tali tambang
11 Orang utan dilepasliarkan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya
11 Orang utan dilepasliarkan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya
Hari konservasi margasatwa dunia, 11 orang utan dilepasliarkan