Pembelian Alutsista Tunggu Keputusan Presiden
Meski demikian, secara spesifik dirinya tak bisa menjelaskan. Intinya, masih kata dia, rapat tersebut untuk memberikan masukan ke Presiden Joko Widodo.
Menko Polhukam Mahfud MD hari ini menggelar Rapat Koordinasi Khusus, membahas Perkembangan Pengadaan Alutsista TNI Tahun 2020-2024 dan Pengadaan Pesawat Sukhoi SU-35, sebagaimana tertera di agendanya.
Dalam rapat yang digelar di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (20/2/2020), turut hadir Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa, Wakasal Laksamana Madya TNI Mintoro Yulianto, Kasau Marsekal TNI Yuyu Sutisna, Pelaksana Tugas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah, dan jajaran kementerian/lembaga lainnya.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Apa yang dilakukan Menhan Prabowo Subianto bersama Kasau Marsekal Fadjar Prasetyo? Prabowo duduk di kursi belakang pesawat F-16. Pilot membawanya terbang pada ketinggian 10.000 kaki.
-
Apa yang ditolak mentah-mentah oleh Prabowo Subianto? Kesimpulan Prabowo lawan perintah Jokowi dan menolak mentah-mentah Kaesang untuk menjadi gubernur DKI Jakarta adalah tidak benar.
-
Kapan Prabowo Subianto menjabat sebagai Menteri Pertahanan? Menteri Kementerian Pertahanan (2019-sekarang)
-
Kenapa Prabowo Subianto dan Jenderal Dudung menggandeng tangan Jenderal Tri Sutrisno? Momen ini terjadi ketika ketiga jenderal tersebut sedang berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan atau tempat digelarnya gala dinner seusai mengikuti rangkaian parade senja atau penurunan upacara bendera merah putih.
-
Siapa yang menjadi keponakan Prabowo Subianto? Selain itu, ternyata Tommy masih memiliki hubungan keluarga dengan Prabowo, sebagai keponakan.
Mahfud masih enggak bicara mengenai hal ini. Dia menjelaskan, bahwa tidak rapat membahas Sukhoi.
"Kan tadi sudah dijelaskan soal rapat itu. Tidak ada pembicaraan Sukhoi," kata Mahfud.
Di tempat berbeda, Staf Khusus Menhan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antar Lembaga, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan, rapat tersebut hanya koordinasi saja.
"Tadi koordinasi saja. Kan lagi banyak, misal terkait keputusan strategis pengadaan alutsista dan sebagainya kan harus ada keputusan politik yang akan diambil presiden. Nah membahas salah satunya terkait dengan itu," jelas Dahnil.
Meski demikian, secara spesifik dirinya tak bisa menjelaskan. Intinya, masih kata dia, rapat tersebut untuk memberikan masukan ke Presiden Joko Widodo.
"Semuanya akan memberikan masukan pada Presiden. Nanti pada akhirnya yang akan memutuskan Presiden," kata Dahnil.
Menurut dia, belanja alutsista tak hanya sekedar spesifikasi. Tetapi juga terkait geopolitik dan geostrategis.
"Seluruh pertimbangan geopolitik, geostrategis, spek dan kebutuhan terhadap pertahanan kita, sudah disampaikan Pak Menhan ke Pak Presiden. Misalnya, Sukhoi baiknya apa dan sebagainya. Yang pada akhirnya putusan politik ada di Pak Presiden," ucapnya.
Baca juga:
Buka Rapim, Panglima Bahas Satuan Baru untuk TNI Lebih Maju
Prabowo Incar Pesawat Tempur & Kapal Selam Buat Pertahanan RI, Ini Kecanggihannya
Sri Mulyani: Alugoro Jadikan RI Satu-satunya Negara di ASEAN Mampu Bangun Kapal Selam
Potret Alugoro, Kapal Selam Canggih Buatan Indonesia
Presiden Jokowi: Kapal Selam Alugoro Wujud Kemandirian Alutsista Nasional
Presiden Jokowi akan Tinjau Kapal Selam Alugoro-405 di PT PAL
Inventaris Alutsista versi Prabowo
Minimum Essential Force (MEF) atau kekuatan pokok minum yang merupakan proses untuk modernisasi alat utama sistem pertahanan (alusista) Indonesia yang lalu, menjadi permasalahan yang harus diselesaikan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, sebelum memenuhi MEF 2020-2024.
Staf Khusus Menhan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antar Lembaga, Dahnil Anzar Simanjuntak menuturkan, Menhan Prabowo enggan mengambil pusing soal masa lalu. Yang penting pemenuhan kelayakan Alutsista sekarang.
"Iya tentu itu salah satu yang harus dikerjakan (menyelesaikan MEF yang lalu). Jadi Pak Prabowo tidak pernah bicara apakah MEF yang lalu mencapai target atau tidak. Yang penting, yang beliau ingin lakukan hari ini adalah memastikan ada kelayakan Alutsista untuk pertahanan kita, itu saja," kata Dahnil.
Menurutnya, Prabowo hanya memikirkan untuk menciptakan pertahanan Indonesia yang layak. Jadi tidak dalam posisi administratif memenuhi dokumen MEF.
Menurut dia, Prabowo sudah menginventaris segala yang dibutuhkan untuk menunjang alutsista. Salah satunya radar dan peluru.
"Beliau akan fokus, terutama pada radar salah satunya. Radar pesawat dan kapal. Fokusnya itu termasuk fokus Industri peluru. Saya kasih contoh, kita produksi Pindad itu hanya mampu memproduksi sekitar 450 juta peluru, padahal kebutuhan peluru kita 1 miliar per tahun. Berarti kita masih kurang 550 juta peluru lagi," ungkap politisi Gerindra ini.
Selain itu, Prabowo juga akan menjalankan perintah Presiden Jokowi terkait revitalisasi industri dalam negeri swasta untuk mendukung pemenuhan alutsista. Prabowo juga akan fokus pada pengadaan pesawat tempur, serta kapal perang.
"Selain itu, memang beliau ingin fokus pada pesawat tempur, kemudian soal kapal perang dan juga radar. Karena yang paling urgen di kita hari ini dan menurut Pak Prabowo penting adalah radar dengan misil," pungkasnya.
Perlu diketahui, di era Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Indonesia ingin mendatangkan Sukhoi SU-35. Disebutkan telah membeli 11 Unit Sukhoi seharga USD 1,14 Miliar dengan skema 50 persen uang, dan 50 persen imbal dagang atau barter komoditi. Namun, hingga sekarang nasib pesawat tersebut belum ada kabar lagi.
Setali tiga uang, dengan nasib proyek di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yakni pesawat tempur KFX/IFX, pesawat hasil kerja sama Korea Selatan dan Indonesia. hingga kini proyek ini beberapa kali terhambat. Selain soal lisensi dari AS, Indonesia juga berencana mengkaji ulang proyek KFX/IFX. Dana yang dikeluarkan Indonesia dalam proyek ini adalah 20 persen dari total riset, atau setara dengan 7,5 miliar USD. Jumlah yang tidak kecil.
Hari ini pula, sebenarnya Menko Polhukam Mahfud Md hari ini menggelar Rapat Koordinasi Khusus, yang di dalam agenda yang diberikan pihak Humas Menko Polhukam membahas Perkembangan Pengadaan Alutsista TNI Tahun 2020-2024 dan Pengadaan Pesawat Sukhoi SU-35, sebagaimana tertera di agendanya.
Dalam rapat yang digelar di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (20/2), turut hadir Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa, Wakasal Laksamana Madya TNI Mintoro Yulianto, Kasau Marsekal TNI Yuyu Sutisna, Pelaksana Tugas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah, dan jajaran kementerian/lembaga lainnya.
Mahfud masih enggak bicara mengenai hal ini. "Kan tadi sudah dijelaskan soal rapat itu," kilah Mahfud di kantornya.
Dia menjelaskan, bahwa tidak rapat membahas Sukhoi. "Tidak ada pembicaraan Sukhoi," kata Mahfud.
Reporter: Putu Merta Surya Putra
Sumber: Liputan6.com