Pemerintah Pertimbangkan Vaksinasi Covid-19 Dosis Keempat untuk Nakes
Pembahasan mengenai rencana pelaksanaan vaksinasi dosis keempat atau vaksinasi penguat kedua pada tenaga kesehatan sudah masuk tahap final.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pemerintah mempertimbangkan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 dosis keempat pada tenaga kesehatan (nakes). Hal ini dikarenakan masih banyak ditemukan nakes terpapar Covid-19.
"Kita memang sekarang sudah mempelajari vaksinasi booster kedua (vaksinasi dosis keempat) untuk nakes, karena ada beberapa nakes kita yang kena (tertular COVID-19)," kata Budi usai peluncuran Platform Tunggal SatuSehat di Hotel Raffles Jakarta dilansir Antara, Selasa (26/7).
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Siapa yang memimpin aksi demo petani Kendeng saat pandemi COVID-19? Aksi demo petani Kendeng kembali dilakukan saat pandemi COVID-19. Kala itu mereka menolak aktivitas penambangan yang dianggap berpotensi merusak lingkungan.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
Dia mengemukakan pembahasan mengenai rencana pelaksanaan vaksinasi dosis keempat atau vaksinasi penguat kedua pada tenaga kesehatan sudah masuk tahap final.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat kami akan bisa informasikan ke masyarakat. Nanti kalau Bapak Presiden kembali kami laporkan, kalau dia setuju, langsung kita lakukan," katanya.
Menteri Kesehatan menekankan pentingnya vaksinasi penguat untuk meningkatkan ketahanan tubuh terhadap infeksi virus corona penyebab COVID-19.
Saat terserang COVID-19, orang yang belum mendapat vaksinasi 30 kali lebih berisiko menjalani perawatan di rumah sakit dibandingkan dengan orang yang sudah mendapat vaksinasi penguat.
"Orang yang divaksin sekali itu sekitar 20 kali lipat risiko masuk rumah sakit. Orang yang divaksin dua kali, dia 10 kali lipat dari yang sudah booster (dapat vaksinasi penguat). Jadi kalau menurut saya, kenapa sih enggak ambil booster (vaksinasi penguat), karena kan sudah gratis," ujarnya.
Ketika dimintai keterangan secara terpisah, epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengemukakan bahwa pemberian vaksinasi dosis keempat bagi kelompok berisiko merupakan langkah yang tepat.
"Kelompok berisiko tinggi misalnya karena komorbid atau lansia, bahkan beberapa penyandang disabilitas," katanya.
Dia mengatakan bahwa vaksinasi COVID-19 dosis keempat penting untuk melindungi para pekerja yang berhubungan langsung dengan masyarakat, utamanya dengan pasien.
"Bukan hanya dokter, perawat, dan penunjangnya, termasuk juga sopir ambulans," katanya.
Menurut Dicky, para guru dan petugas pelayanan di pintu-pintu masuk negara seperti bandara dan pelabuhan juga termasuk dalam kelompok berisiko.
"Juga dari sisi kondisi yang selama ini termarjinalkan karena kondisi sosial ekonomi. Itu yang harus juga diutamakan," katanya.
(mdk/ray)