Pemkot Bogor Bangun Aplikasi Peta Rawan Bencana
Menurut Bima, pembentukan FRPB ini salah satu tujuannya adalah untuk akselerasi pencegahan dan penanganan bencana.
Pemerintah Kota Bogor membentuk dan melantik Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) untuk membangun jaringan sistem aplikasi peta digital lokasi rawan bencana di Kota Bogor.
"Jajaran pengurus FPRB ini baru saja dilantik. Dalam menjalankan tugasnya, forum ini akan berkolaborasi dengan Diskominfo dan BPBD untuk membangun sistem jaringan berbasis aplikasi terkait pemetaan lokasi rawan bencana," Wali Kota Bima Arya, Selasa (8/1).
-
Di mana longsor di Banjarnegara terjadi? Pada 6 Februari 2024, terjadi longsor di Dusun Sigadung, Desa Kalitlaga, Pagentan, Banjarnegara.
-
Kapan tebing tol di Bintaro longsor? Lurah Bintaro Riza Fauzi mengatakan, longsoran dinding pembatas tol setinggi enam meter tersebut terjadi pada pukul 13.25 WIB saat hujan deras mengguyur Jakarta.
-
Kapan banjir dan longsor terjadi di Pesisir Selatan? Untuk diketahui 9 dari 19 Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat (Sumbar) terendam banjir akibat tingginya intensitas hujan yang menguyur wilayah tersebut pada Kamis, (7/3).
-
Di mana tebing tol di Bintaro itu longsor? Personel Penanganan Prasarana dan Saranan Umum (PPSU) DKI Jakarta dan petugas Jasa Marga melakukan penanganan longsor tebing tol di Jalan Mulia Bhakti, RT 06/01, Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan (Jaksel).
-
Kenapa tebing tol di Bintaro longsor? Lurah Bintaro Riza Fauzi mengatakan, longsoran dinding pembatas tol setinggi enam meter tersebut terjadi pada pukul 13.25 WIB saat hujan deras mengguyur Jakarta.
-
Dimana banjir dan longsor terjadi di Pekalongan? Sepanjang hari Minggu (3/3), Desa Sidomulo, Kecamatan Lebakbarang, Pekalongan terus diguyur hujan deras. Akibatnya, banjir dan tanah longsor terjadi di beberapa titik.
Menurut Bima, pembentukan FRPB ini salah satu tujuannya adalah untuk akselerasi pencegahan dan penanganan bencana.
"FPRB ini akan bekerja yakni berkoordinasi dan berkolaborasi dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), guna membangun jaringan sistem aplikasi peta digital lokasi rawan bencana di Kota Bogor," ujarnya.
Pada musim hujan saat ini, dia menginstruksikan, para camat dan lurah untuk selalu waspada dan siaga terhadap kemungkinan bencana di wilayahnya masing-masing.
FPRB juga akan memiliki peran seperti BPBD, mulai dari edukasi dan sosialisasi kepada warga sebelum terjadi bencana, penangan saat terjadi bencana, hingga penanganan pasca-bencana.
"Kalau kita punya aplikasi peta rawan bencana, maka kemungkinan bencana bisa diantisipasi lebih cepat. Bisa langsung mengecek daerah mana saja yang terdampak, karena seluruh peristiwa bencana diinput ke dalam sistem tersebut. Sistem itu yang akan kita bangun bersama FPRB ini," katanya seperti dilansir dari Antara.
Sementara itu, Ketua FPRB Kota Bogor, Surya Kelana Putra mengatakan, FPRB Kota Bogor dibentuk berdasarkan amanah Undang Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, sehingga FPRB akan banyak bekerja sama dengan BPBD.
Menurut Surya, FPRB akan menjadi mitra Pemerintah Kota Bogor dan mitra BPBD Kota Bogor sesuai amanah UU Penanggulangan Bencana. FPRB juga memiliki fungsi untuk membantu percepatan edukasi kebencanaan kepada warga dan mengedukasi pengurangan resiko bencana.
FPRB dalam waktu dekat, kata dia, akan melakukan pemetaan ke sejumlah daerah yang diprediksi rawan bencana, baik banjir maupun longsor. "Kami akan melakukan pemetaan daerah rawan bencana dan memberikan edukasi kepada warga di daerah rawan bencana, untuk meminimalisir risiko bencana," katanya.
(mdk/fik)