Pemkot Depok didesak perbaiki pelayanan pasien miskin di RS swasta
Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Kota Depok menggelar aksi solidaritas atas meninggalnya bayi Tiara Debora. Ketua DKR Kota Depok Roy Pangharapan menuntut Pemkot Depok mampu memaksa semua rumah sakit swasta di Depok untuk memperbaiki sistem pelayanan bagi warga miskin.
Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Kota Depok menggelar aksi solidaritas atas meninggalnya bayi Tiara Debora. Ketua DKR Kota Depok Roy Pangharapan mengatakan pihaknya sangat miris atas kasus itu. Dia menuntut Pemkot Depok mampu memaksa semua rumah sakit swasta di Depok untuk memperbaiki sistem pelayanan bagi warga miskin.
"Aksi kami ini juga sebagai bentuk kepedulian pada bayi Debora. Apalagi kasus serupa nyaris terjadi pada bayi Omar, warga Depok," kata Roy, Jumat (15/9).
Ditegaskan bahwa di Depok kasus mirip bayi Debora nyaris terjadi. Kasus itu menimpa bayi bernama Omar Rasyiqul Aminulloh. Bayi pasangan Edy dan Desy itu lahir prematur pada 24 Agustus 2017. Saat itu kondisi Omar kritis dan ditolak sekitar 16 rumah sakit swasta di Depok.
Penyebabnya, orang tua bayi itu tak mampu membayar uang muka rumah sakit. Dia pun mempertanyakan soal Raperda Sistem Kesehatan. "Seperti apa perkembangannya dan sejauh apa raperda berpihak pada rakyat miskin di Depok untuk mendapat layanan kesehatan memadai," tukasnya.
Dikatakan bahwa ibu Omar adalah pemegang BPJS Kesehatan, maka mereka otomatis merupakan pasien jaminanan kesehatan. Kasus ini kata dia menandakan keluarga miskin di Depok terancam ditolak RS swasta meski ibunya memiliki kartu BPJS Kesehatan.
"Ini membuktikan jaminan kesehatan bagi keluarga miskin di Depok belum tersistem dengan baik. Pemkot Depok mesti memaksa dan memastikan rumah swasta di kota yang amat kita cintai bersama ini tidak menolak pasien miskin," ucapnya.
Dia pun meminta agar hal ini diperhatikan dan dilakukan penindakan. Dia pun meminta agar pasien dapat diberikan layanan kesehatan. "Rumah sakit swasta agar memasang spanduk ukuran besar yang bertuliskan mereka tidak menolak pasien miskin," pungkasnya.