Pemkot Solo batalkan pembangunan menara Masjid Raya Sriwedari
Pemerintah Kota (Pemkot) Solo batal mengalokasikan anggaran untuk pembangunan salah satu menara Masjid Raya Sriwedari. Dana sebesar Rp 1 miliar yang telah dianggarkan akan dialihkan penggunaannya. Hal itu dilakukan untuk memudahkan pertanggungjawaban pemakaian dana proyek.
Pemerintah Kota (Pemkot) Solo batal mengalokasikan anggaran untuk pembangunan salah satu menara Masjid Raya Sriwedari. Dana sebesar Rp 1 miliar yang telah dianggarkan akan dialihkan penggunaannya. Hal itu dilakukan untuk memudahkan pertanggungjawaban pemakaian dana proyek.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Endah Sitaresmi Suryandari mengatakan, dana tersebut nantinya akan dialihkan untuk penyiapan lahan masjid.
-
Bagaimana bentuk menara Masjid Sememen? Dilansir dari Liputan6.com, Menara Sangga Buwana itu sangat mirip dengan Menara Panggung Sangga Buwana milik Keraton Surakarta Hadiningrat. Menara itu berbentuk heksagonal yang memiliki arti arah mata angin dan empat unsur alam yaitu air, api, angin, dan tanah.
-
Kenapa Masjid Saka Tunggal dibangun? Untuk memperingati 1.000 hari meninggalnya Adipati, didirikanlah masjid tersebut.
-
Bagaimana Masjid Langgar Tinggi dirawat? Kendati sudah tiga kali diperbaiki, namun Assegaf tak mau bentuk aslinya diubah. Ia menginginkan agar bangunan menjadi warisan Islam zaman perdagangan di abad ke-19, sebagai bekal informasi bagi anak cucu.
-
Mengapa Masjid At Taqwa Cirebon diganti namanya? Alasan renovasi juga karena posisinya sudah cukup melenceng dari arah kiblat, sehingga perlu diluruskan. Setelahnya, Koordinator Urusan Agama Cirebon, R. M. Arhatha, menginisiasi pergantian nama masjid agar tidak lagi menggunakan kata “Agung”. Ini karena saat itu sudah ada masjid bernama Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang ada di Alun-Alun Kasepuhan dan menjadi salah satu masjid kuno paling tua yang ada di sana.
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
-
Kenapa Masjid Sememen dibangun? Masjid ini dibangun untuk mewadahi kegiatan warga kampung kauman yang dikenal sebagai kampung santri,
"Jadi anggaran Rp 1 miliar tidak jadi untuk membangun menara. Akan kita alihkan untuk penyiapan lahan masjid," ujar Endah, Selasa (10/7).
Kendati dibatalkan, Endah memastikan pembangunan masjid senilai Rp 180 miliar itu tak akan terganggu. Termasuk pembangunan salah satu menara yang semula akan dibiayai Pemkot. Endah menyebut pembangunan menara dan masjid sepenuhnya dibiayai corporate social responsibility (CSR).
"Jadi APBD nantinya dipakai untuk dana penyiapan lahan, uang bongkar lapak pedagang kaki lima (PKL), pemagaran lokasi proyek dan lainnya," lanjutnya.
Endah kembali menjelaskan jika kebijakan pembatalan penganggaran tersebut dilakukan, lantaran Pemkot dan panitia pembangunan Masjid Raya Sriwedari tidak ingin kesulitan dalam pertanggungjawaban penggunaan anggaran proyek.
"Memang sengaja dipisah anggarannya biar penyusunan surat pertanggungjawaban (SPj) gampang. Kalau kita tetap menggunakan APBD nanti berarti harus ada dua kontraktor dalam proyek," katanya.
Sementara itu manajemen PT Wijaya Karya (Wika) selaku kontraktor pembangunan masjid mengaku siap menyediakan dana cadangan agar proyek berjalan lancar.
"Kami siap menyediakan dana cadangan kalau memang dana CSR yang dikumpulkan panitia, belum menutup seluruh kebutuhan anggaran. Sudah kami anggarkan sesuai kebutuhan," kata Humas PT Wika Yudhi Sirajuddin.
Baca juga:
Pemkot Solo akan restorasi Taman Air Sriwedari
Pembangunan Masjid Raya dimulai, pintu utama Taman Sriwedari ditutup
Masjid Raya Sriwedari segera dibangun, belasan kios PKL bakal dibongkar
Anggaran membengkak, pembangunan Masjid Raya Sriwedari dimulai usai Lebaran
Anggaran membengkak jadi Rp 180 M, pembangunan Masjid Raya Sriwedari molor
Desain Masjid Taman Sriwedari Solo ditargetkan selesai akhir Maret
Pemkot Solo akan pindahkan kantor MUI ke Masjid Raya Sriwedari