Pemkot Surabaya Siapkan Gedung Isolasi Bagi Pasien ODP Virus Corona
"Gedung isolasi ini kita buat memang kalau untuk gejala COVID-19 yang ringan-ringan, tidak ada sesak, tidak ada demam, kita taruh dalam ruang isolasi itu," kata Febria
Pemerintah Kota Surabaya menyiapkan gedung isolasi bagi orang dalam pemantauan (ODP) yang mengalami gejala ringan virus corona atau COVID-19. Langkah ini merupakan upaya meminimalkan risiko penularan virus tersebut.
Koordinator Penerapan Protokol Kesehatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan Pemerintah Kota menyiapkan gedung isolasi dengan 30 tempat tidur di kawasan Surabaya Selatan.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
"Gedung isolasi ini kita buat memang kalau untuk gejala COVID-19 yang ringan-ringan, tidak ada sesak, tidak ada demam, kita taruh dalam ruang isolasi itu," kata Febria di Surabaya dilansir, Senin (23/3).
"Khusus ODP nanti kalau agak demam sedikit ditaruh ke situ. Begitu dia gejala berat, baru diisolasi ke rumah sakit," ia menambahkan.
Febria menjelaskan bahwa akan ada tim dokter penyakit infeksi emerging dan re-emerging (pinere) yang memeriksa ODP dan menentukan apakah ODP tersebut butuh diisolasi di gedung isolasi.
"Tim pinere akan merekomendasikan kapan pasien isolasi mandiri, kapan isolasi di gedung tersebut. Kami siapkan ada 30 tempat tidur," ujarnya.
ODP yang membutuhkan perawatan di gedung isolasi, menurut dia, kondisinya akan dipantau dari dekat oleh petugas medis. Dia menjelaskan, sebetulnya pasien ODP baik bisa melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari sesuai dengan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.
Petugas puskesmas setempat, menurut dia, akan memantau ODP yang menjalani isolasi mandiri selama 14 hari sesuai dengan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.
"Tetap dilakukan pantauan 14 hari dari puskesmas. Puskesmas setiap pagi melihat, kemudian itu nanti sampai 14 hari lewat, artinya sudah hilang virusnya," kata Febria.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya itu menyebut isolasi di rumah sakit hanya dilakukan pada pasien yang mengalami gejala serupa COVID-19 seperti sesak napas ringan.
Di Surabaya, ada 15 rumah sakit rujukan penanganan COVID-19 yang memiliki ruang isolasi khusus, termasuk RSUD dr. Soetomo Surabaya yang punya delapan ruang isolasi khusus, RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) Surabaya dengan satu ruang isolasi khusus, dan RSUD Soewandhie dengan dua ruang isolasi khusus.
"Tetapi kemarin RSUD Soewandhie direnovasi, selesainya minggu depan," katanya.
(mdk/ray)