Pemprov Sumut siapkan Danau Toba masuk jaringan geopark dunia
Jaringan Geopark Nasional Indonesia merupakan sebuah jaringan nasional dalam melakukan pelestarian sumber daya alam.
Pemprov Sumatera Utara menegaskan, kajian kesehatan lingkungan di kawasan Danau Toba yang dilakukan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Penanggulangan Penyakit (BTKL) Medan makin menyiapkan kawasan Danau Toba masuk Jaringan Geopark Dunia.
"Kaldera Toba (Geopark Danau Toba) yang merupakan bagian integral dari tujuh kabupaten di Kawasan Danau Toba yang diresmikan Presidan sebagai anggota Jaringan Geopark Nasional Indonesia di Bandara Kuala Namu beberapa waktu lalu harus mendapat dukungan dari semua pihak," kata Sekda Pemprov Sumut, H Nurdin Lubis di Medan, seperti dikutip dari Antara, Selasa (10/6).
Dia mengatakan hal itu pada acara Sosialisasi Hasil Kajian Kegiatan Kesehatan Lingkungan Kawasan Danau Toba dan Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) Erupsi Gunung Sinabung.
Nurdin menegaskan, dengan keanggotaan jaringan nasional, maka kawasan Danau Toba masuk dalam konsep pembangunan kawasan secara berkelanjutan seperti di bidang pariwisata, sosio-budaya, konservasi, infrastruktur hingga bertumbuhnya perkonomian rakyat lokal.
Jaringan Geopark Nasional Indonesia merupakan sebuah jaringan nasional dalam melakukan pelestarian sumber daya alam melalui pendekatan multidisiplin untuk memahami suatu sistem kebumian serta melakukan pemberdayaan masyarakat.
Adapun inovasi itu mengadopsi dari Global Geopark Network (GGN) Unesco dalam upaya konservasi alam yang berlandaskan pada pembangunan sosial.
"Oleh karena itu sangat relevan kajian-kajian yang dilakukan oleh kementerian kesehatan dan BTKL PP Medan untuk persiapan Sumut menuju Kaldera Toba sebagai GGN," ujarnya.
Adapun kajian terhadap erupsi Gunung Sinabung, menurut Sekda, Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan sangat relevan dan turut membantu penanganan kesehatan masyarakat sekitar Gunung Sinabung.
"Kegiatan itu dinilai perlu dilakukan secara berkelanjutan, karena sampai saat ini belum ada teknologi yang bisa memperhitungkan kapan berakhirnya erupsi Gunung Sinabung," katanya.
Sekretaris Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI, H M Subuh mengatakan, semua pihak yang terkait harus mengetahui kondisi sebenarnya Danau Toba. Banyak informasi dan berita yang menyatakan bahwa danau itu tercemar, kotor dan lain sebagainya, tetapi tidak mengetahui apa sebenarnya penyebab pencemaran tersebut.
Oleh karena itu, lanjutnya, kajian yang dilaksanakan BKPL PP Medan dianggap sangat positif dan merupakan langkah awal untuk mensosialisasikan kepada masyarakat tentang kondisi Danau Toba dilihat dari kesehatan lingkungan.
""Dengan sosialisasi hasil kajian itu, minimal masyarakat mengetahui apa penyebab pencemaran di Danau Toba dan ikut melindunginya," ujarnya.
Dia menegaskan, dengan masuknya Danau Toba dalam GGN, maka akan membawa banyak dampak positif bagi masyarakat khususnya masyarakat sekitar kawasan danau itu.