Pemudi pakai sepeda motor diminta tak bonceng anak-anak
Musim mudik Lebaran merupakan momen ditunggu banyak warga hidup di kota kembali ke kampung halaman. Pelbagai upaya dilakukan agar semua bisa ikut. Meski jarak jauh, banyak di antara mereka nekat membawa seluruh anggota keluarganya.
Musim mudik Lebaran merupakan momen ditunggu banyak warga hidup di kota kembali ke kampung halaman. Pelbagai upaya dilakukan agar semua bisa ikut. Meski jarak jauh, banyak di antara mereka nekat membawa seluruh anggota keluarganya.
Kondisi ini dikhawatirkan Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Susanto. Pihaknya berharap tidak ada pemudik bersepeda motor membawa anak-anaknya karena dapat membahayakan keselamatan anak.
"Bila mudik menggunakan sepeda motor, sebaiknya tidak membawa anak. Bila menggunakan angkutan umum, upayakan anak tidak ikut berdesak-desakan," kata Susanto di Jakarta, Rabu (21/6). Seperti diberitakan Antara.
Bila orang tua mengajak anaknya mudik menggunakan mobil pribadi, Susanto meminta orang tua agar mengendarai mobil sewajarnya, tidak kebut-kebutan. "Pastikan kendaraan dalam kondisi baik seperti mesin, oli mesin, ban cadangan dan lainnya," ujarnya.
Untuk mengisi waktu luang di sepanjang perjalanan, orang tua dapat membacakan buku cerita yang menarik dan memiliki nilai edukasi bagi anak.
Membacakan cerita yang menarik dan memiliki nilai edukasi untuk mencegah anak merasa bosan di perjalanan, apalagi saat kondisi lalu lintas sedang macet.
"Bila kondisi anak sakit, jangan paksakan terus melanjutkan perjalanan. Segera berobat di klinik terdekat atau layanan kesehatan lainnya," tuturnya.
Susanto mengatakan masyarakat Indonesia memiliki tradisi mudik menjelang hari raya Idul Fitri. Mudik telah menjadi tradisi turun- temurun dan dilestarikan sekian lama oleh masyarakat Indonesia.
Meskipun tidak hanya berlaku dalam kehidupan masyarakat Muslim atau menjelang hari raya saja, mudik telah menjadi fenomena yang bersejarah bagi masyarakat Indonesia.
Semangat bersilaturahmi dengan orang-orang terdekat menjadi harapan dan dambaan banyak orang Indonesia, termasuk anak-anak.
"Begitu banyak anak Indonesia senang menjelang mudik ke kampung halaman orangtuanya. Itu bukti bahwa mereka tidak melupakan akar kulturalnya," terangnya.