Penarik becak dan sopir tenggelam, Kali Wonokromo cari tumbal?
Korban ditemukan 'orang pintar' penguasa Kali Wonokromo, Suwari alias Mbah Malang (53).
Kali Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur, kembali meminta tumbal nyawa, Selasa (26/8). Setelah sebelumnya sopir angkot Lyn Joyoboyo-Sidoarjo dikabarkan tenggelam pada Rabu (20/8) lalu, kini giliran seorang penarik becak hanyut terseret arus sungai yang berada di sisi kanan Terminal Joyoboyo tersebut.
Mashudi (60), asal Jember dan tinggal di Jalan Wonokitri, Surabaya, diketahui tenggelam di Kali Wonokromo sekitar pukul 17.30 WIB. Hal ini diceritakan Nur, warga Joyoboyo, yang mengetahui awal kejadian.
-
Mengapa tarian Ketuk Tilu awalnya dikaitkan dengan kepercayaan mistis? Dengan kata lain mampu menghubungkan manusia dengan para roh leluhur.
-
Apa yang dilakukan Tyas Mirasih dan Tengku Tezi saat ini? Kerja Bareng Mereka kini juga kerap kerja bareng . Mereka beberapa kali diundang di sebuah acara talkshow bersama. Dalam potret ini, keduanya juga kompak memakai blazer agar tampak tidak terlalu formal namun juga rapi.
-
Bagaimana suasana yang tercipta di sesi pemotretan Tyas Mirasih dan Tengku Tezi? Suasana hangat begitu terasa di pemotretan Tyas dan Tengku.
-
Kapan pemukiman Atlit Yam tenggelam? Tentang penyebab tenggelamnya pemukiman ini, terdapat perdebatan. Ada yang menyebut tsunami akibat runtuhnya gunung berapi, sementara yang lain mengaitkannya dengan perubahan iklim yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut.
-
Bagaimana Tyas Mirasih dan Tengku Tezi menunjukkan kedekatan mereka? Dalam potret ini, mereka bahkan berpakaian serasi layaknya sepasang kekasih.
-
Bagaimana cara Tyas Mirasih dan Tengku Tezi menunjukkan kemesraan mereka? Selama berada di Pulau Dewata, tak jarang Tyas Mirasih dan Tengku Tezi menunjukkan kemesraan mereka di depan publik. Tak ayal, kemersaan mereka pun sukses bikin baper.
Sebelum peristiwa nahas itu penimpa Mashudi, Nur mengaku sempat melihat Mashudi yang memarkir becaknya dan hendak mandi di Kali Wonokromo. Saat itu, Nur hendak mengambil air wudhu untuk Salat Magrib di rumahnya yang berada di dekat lokasi kejadian.
Namun, usai salat, Nur sudah tidak melihat Mashudi, dan hanya mendapati becak dan pakaian korban di pinggir sungai yang berada di seberang kanan Terminal Joyoboyo tersebut.
"Karena curiga, saya terus kasih tahu warga sekitar. Karena saya tak melihat korban ada di pinggir sungai. Kemudian warga lapor ke Polsek Wonokromo," kata Nur di lokasi kejadian.
Sekitar pukul 19.00 WIB, tim SAR, PMK, Linmas dan pihak kepolisian yang menerima laporan tersebut datang ke lokasi dan melakukan penyisiran di lokasi kejadian. Namun korban belum juga ditemukan.
Nur kembali bercerita, sebelumnya, tepatnya tujuh hari lalu, terhitung sejak Rabu (20/8), sekitar pukul 17.00 WIB, seorang sopir Lyn di Terminal Joyoboyo, Hadi Mulyono (65), warga Jalan Sidosermo Gg Makam, Surabaya juga ditemukan tenggelam di tempat yang sama.
"Sudah tujuh hari ini, sejak kejadian itu. Sekarang ganti tukang becak yang tenggelam," kata Nur.
Sementara itu, keluarga Mashudi bernama Qomari yang juga datang ke lokasi setelah menerima kabar peristiwa itu membenarkan kalau becak dan pakaian yang berada di pinggir Kali Wonokromo itu adalah milik Mashudi, saudaranya.
"Saya dapat kabar dari warga jika saudara saya tenggelam. Becak dan pakaian ini memang milik saudara saya. Dia (korban) tinggal sendirian di Surabaya sama saya. Keluarga yang lain ada di Jember. Tiap sore dia memang biasa mandi di sini. Mudah-mudahan saudara saya cepat ketemu," harap Qomari.
Setelah melakukan pencarian selama empat jam di dasar sungai, akhirnya tim SAR berhasil menemukan jasad Mashudi. Tim SAR dibantu 'orang pintar' penguasa Kali Wonokromo, Suwari alias Mbah Malang (53), warga DKA Tegal, Joyoboyo Timur.
Dia sempat dilarang petugas ikut membantu pencarian. Namun, setelah warga meneriaki nama Mbah Malang, akhirnya petugas memperbolehkan kakek tua asli Kabupaten Malang itu ikut melakukan pencarian.
"Mbah Malang, Mbah Malang. Ada Mbah Malang pasti bisa ketemu," teriak warga serempak.
Ternyata benar, sekitar pukul 21.45 WIB, jasad Mashudi ditemukan. Untuk mencari jasad Mashudi, Mbah Malang hanya butuh waktu 30 menit. Tanpa peralatan menyelam, dia menyelam ke dasar sungai, dan menyeret jasad pria berusia 60 tahun itu ke tepi sungai, untuk selanjutnya dievakuasi ke Kamar Mayat RSUD dr Soetomo Surabaya. Sebelum ditemukan, Mbah Malang terlebih dulu menemukan baju tak bertuan yang ditengarai milik Mashudi.
Tubuh Mashudi sendiri, ditemukan dalam kondisi telanjang bulat. Hidung dan telinganya mengeluarkan darah segar, saat dibawa ke tepi sungai. "Saya tidak perlu menunggu yang lain, pokoknya ketemu terus saya ambil," kata Mbah Malang singkat.
Baca juga:
Dihantui setelah main jelangkung, buruh bubut minta dipenjara
Kisah Mbah Malang, ritual minum arak dan kali angker
Batu akik yang paling banyak diincar untuk dijadikan cincin
Cerita Bambang Soesatyo berburu batu akik demi tampil modis
Mistis di balik batu akik