Pendulangan Emas Ilegal di Jayapura Dituding Picu Banjir
Ondoafi atau pemimpin adat Heram, Harli Ohey menuding pendulangan emas ilegal di Kompleks Buper Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Papua, menyebabkan banjir di kawasan Jembatan Dua, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Rabu (6/1).
Ondoafi atau pemimpin adat Heram, Harli Ohey menuding pendulangan emas ilegal di Kompleks Buper Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Papua, menyebabkan banjir di kawasan Jembatan Dua, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Rabu (6/1).
"Dua masalah akibat banjir di Jembatan Dua hingga air naik sampai setengah meter, salah satunya karena faktor pendulangan emas di Buper, Kota Jayapura," kata Harli, Rabu 12/01).
-
Kapan banjir Demak terjadi? Banjir besar yang menerjang wilayah Demak terjadi sejak Kamis (8/2).
-
Siapa saja yang terdampak oleh banjir? Dampak banjir sangat luas dan kompleks, melibatkan aspek kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Banjir sering kali menyebabkan penyakit yang disebarkan melalui air, seperti kolera dan leptospirosis, yang dapat menyebar dengan cepat di antara populasi yang terdampak. Dari sisi ekonomi, banjir dapat menghancurkan tanaman pangan, merusak infrastruktur, dan menghentikan aktivitas bisnis, mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan.
-
Apa itu Bingka khas Banjar? Kue tersebut disebut dengan Bingka yang secara kasat mata mirip seperti kue lumpur.
-
Mengapa Kali Angke sering banjir? Sayangnya, Kali Angke masih kerap tak kuat menahan luapan air sehingga sering menyebabkan banjir.
-
Apa saja dampak yang ditimbulkan oleh banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan. Pertanian, yang sangat bergantung pada kondisi cuaca, sering kali paling terdampak.
-
Di mana banjir bandang ini terjadi? Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi meminta bantuan dana Rp1,5 triliun untuk penanganan bencana alam banjir bandang di daerahnya.
Polresta Jayapura Kota sempat melarang pendulangan emas ilegal itu. Namun tidak lama kemudian aksi itu berlangsung kembali.
Aksi pendulangan memunculkan sedimentasi sungai dan dampaknya kompleks di jembatan dua diterjang banjir, selain karena hujan deras. "Kalau tidak salah hampir setahun dibubarkan oleh kepolisian, tapi setelah itu dua bulan kemudian pendulangan berlanjut hingga kini dan ada dugaan terjadi pembiaran oleh aparat. Sebab dari pendulangan terjadi pendangkalan kali dan muara oleh karena lumpur," ujar Ondoafi Heram itu.
Pembangunan Waduk
Selain itu, ungkap Harli, ada pembuatan waduk tanpa perencanaan yang bagus, dengan memperkirakan musim hujan, mengakibatkan penyempitan kali. "Sehingga saat hujan deras, debit air yang tinggi hingga kali tidak dapat menampung air dan terjadilah banjir yang berdampak ke rumah warga di jembatan dua dan sekitarnya," sebutnya.
Sejumlah rumah di Jembatan Dua, lanjut Harli, mengalami kerusakan akibat hujan deras yang membawa material batu, tanah, dan lumpur. Namun hal ini belum mendapatkan perhatian dari pemerintah.
"Aparat kepolisian kami minta hentikan pendulangan ilegal di Buper Waena dan pembangunan waduk harus sesuai master plan yang baik. Kami juga minta Pemerintah Provinsi Papua yakni Dinas PUPR bertanggung jawab atas musibah banjir akibat pembuatan waduk di Jembatan Dua. Jika tidak, kami akan laporkan ke pemerintah pusat," pungkasnya.
(mdk/yan)