Peneliti Temukan Perubahan Alur Sungai Cidurian hingga Sebabkan Banjir Bandang
Koordinator Bidang Pemetaan Kebencanaan dan Perubahan Iklim BIG Ferrari Pinem menjelaskan, jika perlu ada langkah antisipasi mitigasi pada beberapa wilayah permukiman di Desa Kalongsawah. Bahkan, dia memprediksi wilayah tersebut bisa hilang jika tidak dilakukan penguatan mitigasi kebencanaan.
Badan Informasi Geospasial (BIG) merilis hasil investigasinya terhadap aliran Sungai Cidurian yang berulang kali meluap hingga menyebabkan banjir di Kecamatan Nanggung, Cigudeg, Sukajaya dan Jasinga, Kabupaten Bogor.
Koordinator Bidang Pemetaan Kebencanaan dan Perubahan Iklim BIG Ferrari Pinem dalam keterangan tertulisnya menjelaskan, telah terjadi perubahan alur sungai di Desa Kalongsawah, Jasinga.
-
Kapan Suku Rejang tiba di pesisir barat Sumatera? Mereka diduga berlayar melintasi lautan dan menepi di pesisir barat Sumatera pada abad ke-2.
-
Bagaimana nasi kuning di Sukabumi menjadi 'banjir'? Tetapi kata banjir di sini merujuk dari banyaknya kuah sayur yang dituang ke dalam satu piring nasi kuning.
-
Kenapa Musala Apung Bahrur Surur dibangun? Walaupun sedang melaut pada siang hari yang terik, para nelayan di Demak tetap tak lupa melaksanakan ibadah salat. Merekapun berbondong-bondong beribadah di musala terdekat.
-
Bagaimana Sumur Barhut terbentuk? Dilansir Muscat Daily, disebutkan jika sumur neraka ini dibentuk oleh pelarutan batuan gamping. Seperti yang ditemukan wilayah Dhofar, Oman, dan di wilayah Mahra dan Hadramaut, Yaman. Lapisan batuan di gua ini terkikis oleh air tanah yang mengandung garam dan asam. Hal ini kemudian membentuk cekungan dan gua yang dalam setelah beberapa juta tahun.
-
Siapa yang meresmikan Musala Apung Bahrur Surur? Pada 23 Agustus 2022, operasional musala itu diresmikan langsung oleh Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen.
-
Apa yang terjadi di Ganting, Sumatera Barat? Terjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
"Hasil analisa citra satelit berkala didapatkan fakta bahwa terjadi perubahan alur sungai di Desa Kalongsawah pada 2020. Hasil citra temporal pada 2019 menggambarkan adanya perubahan aliran signifikan dalam rentang Desember 2019 sampai Agustus 2020," kata Ferrari, Rabu (15/9).
Selain pemetaan lewat citra satelit, BIG juga melakukan pengamatan langsung di lapangan. Menurutnya, perubahan aliran sungai itu disebabkan bendungan irigasi yang diduga jebol karena tidak kuat menahan debit air.
Aliran sungai yang awalnya kecil, seiring waktu semakin membesar. Kondisi ini terjadi karena sungai yang lama tidak lagi mengalirkan air karena proses sedimentasi atau pengendapan yang terjadi terus menerus.
"Pengendapan membentuk lekukan yang semakin tajam dan menyumbat aliran. Akibatnya, aliran sungai terhambat hingga menjadi mati. Sungai mati ini akan menjadi danau tapal kuda atau Oxbow Lake," jelasnya.
Kata dia, pengendapan terjadi akibat material longsor terbawa arus dari daerah hulu sungai, terutama saat terjadi longsor besar di Sukajaya dan sekitarnya pada awal 2020.
"Di daerah hulu seperti Kampung Urug di Sukajaya masih banyak ditemukan sisa material longsor. Besar kemungkinan material ini terbawa sungai dan terendapkan di hilir, terutama wilayah yang mengalami penurunan gradien sungai," katanya.
Ferrari menjelaskan, jika perlu ada langkah antisipasi mitigasi pada beberapa wilayah permukiman di Desa Kalongsawah. Bahkan, dia memprediksi wilayah tersebut bisa hilang jika tidak dilakukan penguatan mitigasi kebencanaan.
"Pengerukan sedimentasi bisa dilakukan, terutama di daerah aliran sungai yang mengalami penyumbatan. Tapi semua upaya perlu didiskusikan agar efektif dan efisien," pungkas Ferrari.
Baca juga:
BNPB Beberkan Kerugian Akibat Banjir di 3 Wilayah Banten
Seorang Warga Meninggal akibat Banjir di Lebak, Kerugian Materi Rp4,8 Miliar
Kota Ternate Dilanda Banjir
Banjir di Kepulauan Yapen dan Nabire Papua, Jembatan Terputus
Palangka Raya Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Banjir