Penerbit bantah buku anak Islam suka membaca berisi paham radikal
Setelah ramai diberitakan, pihak penerbit mengaku dua toko membatalkan pesanan.
Penerbit Pustaka Amanah membantah buku Anak Islam Suka Membaca berisi paham radikalisme. Akibat pemberitaan tersebut, pihaknya menyebutkan ada dua toko yang membatalkan pemesanan.
"Setahu saya tidak ada mas. Isinya biasa saja semua. Ada 2 toko yang membatalkan pesanan, katanya takut," kata pengelola Pustaka Amanah, Sarwono (57) kepada merdeka.com di rumah produksi, Jalan Cakra Nomor 30 Kauman, Solo, Kamis (21/1).
Sarwono mengungkapkan, buku Anak Islam Suka Membaca karya Nurani Musta'in, hingga saat ini masih terbit dalam 5 jilid. Buku panduan belajar bagi siswa taman kanak-kanak (TK) tersebut masih diproduksi.
Sarwono mengaku dalam sebulan ada sekitar 4 ribu buku yang diterbitkan dari jilid 1 hingga 5. Dia mengaku menerbitkan buku tersebut sejak tahun 1999 atas pesanan penulis Nurani Musta'in.
"Bu Nurani itu kan guru TK, dulu materi pelajaran TK masih pakai tulisan tangan. Terus saya sarankan, dari pada ditulis tangan mendingan dicetak. Terus dia minta diterbitkan 1.000 untuk dipasarkan di sekitar Kota Solo dan Jogja," ujar Sarwono.
Setelah cetak pertama 5 tahun kemudian atau tahun 2004, buku tersebut dicetak lagi. Dia mengaku menerbitkan sebanyak dua ribu buku. Selain Kota Solo, buku tersebut mulai dipasarkan ke Surabaya dan Jakarta.
"Materinya sama dengan yang pertama terbit, cuma ada revisi, salah huruf dan kesalahan kecil lainnya," katanya.
Untuk saat ini, lanjut dia, terbit 4 ribu per bulan. Sedanglan pemasarannya sudah sampai Nusa Tenggara Barat, Makassar, Lampung, Pekanbaru, Aceh dan Timika,
"Sekali cetak 5 jilid, tiap jilid materinya hampir sama dengan sebelumnya," ucapnya.
Sebelumnya buku karya Nurani Musta'in tersebut ditarik oleh Dinas Pendidikan Kota Depok, Jawa Barat.
Buku itu pertama kali ditemukan pada November tahun 2015. Kemudian dinas pendidikan segera melakukan penarikan. Buku berjudul 'Anak Islam Suka Membaca' terbitan Pustaka Amanah kini sudah tidak digunakan lagi di TK Semai Benih Bangsa Baiturahman, Cilodong.
"Buku tersebut sangat tidak pantas diberikan kepada anak TK," kata Kepala Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI) Disdik Kota Depok, Dadang Supriatna di Depok, Kamis (21/1).
Dia menjelaskan, buku itu dicetak dalam lima jilid. Buku itu tidak digunakan di TK lainnya. Dari lima jilid, yang diduga terdapat banyak ajaran radikalisme di jilid ketiga.
"Kami sudah melakukan pengawasan terhadap buku-buku serupa," ucapnya.
Pihaknya telah membaca isi buku tersebut. Dan menurut pandangannya, isi buku tidak tepat untuk anak seusia TK karena ada pelajaran diduga mengenai radikalisme.
"Tidak pantas. Tapi, kami belum berani mengatakan bahwa buku itu mengajarkan paham radikal," katanya.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari sistem pendidikan di Sumatra Thawalib yang membuatnya berbeda? Tokoh besar seperti Haji Rasul, El Yunusy, dan ulama Tuanku Mudo Abdul Hamid Hakim terus menekankan untuk terbuka dengan pembaharuan terutama dari Barat.
-
Kenapa ucapan kelulusan sekolah dianggap penting? Ucapan tersebut juga menjadi penyemangat untuk membantu mereka ketika mereka memulai tahap kehidupan selanjutnya.
-
Apa yang menjadi kontroversi dari pernyataan Kartika Putri? Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, Kartika sempat viral lantaran melontarkan ide tentang para capres yang harusnya ada tes mengaji.
-
Apa ajaran utama Syekh Siti Jenar yang kontroversial? Ajaran-ajaran “Manunggaling Kawula Gusti” ini membuat Syekh Siti Jenar menjadi ulama kontroversial.
-
Kenapa Ambachtsschool didirikan di Surabaya? Memang kota ini pada abad ke-19 sampai 20 menjadi kota industrial. Maka dari itu, sekolah ini berdiri di tempat yang sesuai dengan kebutuhan.
-
Apa saja yang direnovasi di sekolah? Renovasi sekolah ini meliputi penguatan struktur terkait, yang berperan penting dalam menjamin keamanan dan kenyamanan siswa.